TabloidNova.com - Dalam kasus kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini, baik kekerasan secara fisik, psikis maupun seksual, menurut kriminolog Prof Dr. Tb. Ronny Rahman Nitibaskara, bukan dipengaruhi oleh film yang ditayangkan di televisi.
"Pada beberapa kekerasan di mana anak menjadi korban tidak sedikit yang menyalahkan media cetak maupun elektronik. "Mereka dianggap bertanggung jawab akan maraknya fenomena itu," kata Ronny. "Tapi menurut saya terlalu dini untuk menyalahkan. Penelitian luar negeri meragukan hipotesis tersebut."
Dari hasil penelitian di Amerika yang pernah didalaminya, Ronny menemukan fakta bahwa pornografi tidak sepenuhnya memengaruhi tumbuhnya berbagai peristiwa kekerasan. Banyaknya sensor justru membuat orang menjadi penasaran dengan pornografi. Begitu pula dengan tayangan-tayangan film penuh kekerasan dan darah.
Yang dapat memengaruhi penonton menurutnya justru tontonan di dunia nyata.
"Itu (film) tidak berpengaruh kalau dibandingkan dengan kekerasan seperti demonstrasi-demonstrasi yang dipertontonkan media elektronik, yang justru dapat menular," katanya, saat menghadiri Diskusi Bulanan Forum Wartawan Polri dengan tema "Kejahatan Seksual Anak: Predator Seks Vs Penegakan Hukum", Jumat (23/5) kemarin.
Pengaruh kekerasan fisik dan kekerasan seksual dari film menurutnya tidak menimbulkan penularan terhadap pemirsanya.
"Jadi enggak perlu disensor, biarkan saja utuh. Justru sensor itu membuat orang penasaran dan agresif untuk melakukan yang lebih. Namun, ini penelitian di Amerika. Jadi harus ada studi banding oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) untuk Indonesia," tutup Ronny.
Edwin Yusman