Duka Keluarga Penumpang Pesawat Hilang

By nova.id, Senin, 17 Maret 2014 | 07:32 WIB
Duka Keluarga Penumpang Pesawat Hilang (nova.id)

Duka Keluarga Penumpang Pesawat Hilang (nova.id)
Duka Keluarga Penumpang Pesawat Hilang (nova.id)

"Risman Siregar dan Herlina berharap putra bungsunya, Firman, bisa segera kembali ke tengah-tengah keluarga. (Foto: Dok Pri) "

Suasana duka masih menyelimuti rumah kediaman Firman Siregar (24), salah seorang korban pesawat Malaysia Airlines yang hilang, di Jl Bunga Kenanga, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara. Setiap saat terlihat sanak keluarga anak bungsu dari lima bersaudara ini terus berdatangan. Bahkan, tetangga dan kawan-kawan Firman, silih berganti mendatangi rumah besar itu.

"Semua yang datang ke rumah ini, berdoa terus. Sambil berdoa kami juga terus mendengar informasi terbaru dari televisi. Saya, suami, anak-anak, kerabat, tetangga bahkan seluruh rakyat Indonesia mendoakan agar anak saya dan para penumpang lainnya selamat dan bisa kembali lagi," kata Herlina Boru Panjaitan (59), saat ditemui di rumahnya, Rabu (12/3).

Menurut Herlina, ia yakin sekali putranya masih selamat dan bisa ditemukan dalam kondisi baik. "Saya optimis anak saya bakal kembali. Karena sebelum dia naik pesawat, tak ada tanda-tanda, firasat, atau mimpi sama sekali. Jadi, kalau kita berpikir positif dan baik, otomatis kita juga akan menerima kabar yang baik," yakin Herlina didampingi suaminya, Risman Siregar (63).

Pasangan suami istri ini pantas berharap kedatangan anak bungsu mereka kembali ke rumah. Namun Minggu (9/3) lalu, Herlina dikirimi SMS oleh anak keduanya, Cristine, yang berada di Meksiko. "Cristine tanya, naik pesawat apa adiknya ke Beijing. Apakah jadi naik China Southern Airlines? Saya balas, adiknya berangkat dari Kuala Lumpur ke Beijing naik MAS (Malaysia Airlines). Saya bertanya juga ke Cristine, ada apa rupanya? Tapi dia jawab, 'Tak apa-apa, Ma.'," tutur Herlina menirukan SMS dari Cristine.

Namun tak berselang lama, Cristine kembali SMS ibunya. Kata Herlina, Cristine mengabarkan, ada pesawat MAS dari KL jurusan Beijing yang hilang kontak dengan bandara. Mendengar kabar itu, tentu saja Herlina menjadi panik. Bersama suaminya, mereka segera mengontak Firman. Namun telepon selular Firman tak aktif.

"Biasanya kalau Firman mau pergi ke mana-mana, pasti menghubungi saya atau papanya. Apalagi, kalau sudah sampai di tujuan, dia pasti akan kasih kabar. Tapi saya heran juga, kenapa kali ini dia tidak menghubungi kami? Tak ada kabar sama sekali," cetus Herlina dengan suara tercekat.

Herlina pun lemas setelah mendengar kabar dari anak keduanya tadi, meski ia belum mendapatkan kepastian perihal Firman dan pesawat yang membawanya ke Beijing. Namun ia tak bisa menahan kesedihan membayangkan andai terjadi apa-apa dengan anak bungsunya itu. Herlina pun dihantui perasaan cemas dan khawatir sebagai seorang ibu.

Gigih Berkarier

Sejurus kemudian, pihak keluarga dengan tak sabar segera mengecek kabar Firman di Kuala Lumpur. "Kami sempat menanyakan ke perwakilan perusahaan MAS di sana. Ternyata benar, Firman naik pesawat itu. Karena di manifest-nya namanya tercantum di situ. Namun sayang, mereka juga mengaku belum mendapat kabar di mana pesawat itu berada. Deg, dada saya seperti berhenti berdenyut. Ya, Tuhan, di mana engkau, anakku?" ucap Herlina terbata-bata.

Sampai saat ini pun Herlina masih terus terbayang-bayang sosok anak bungsunya itu. Di mata Herlina, Firman begitu gigih dalam mengejar kariernya. Setelah selesai S1 di tahun 2012, Firman segera mencari kerja. "Saya masih ingat pertama kali dia bekerja di perusahaan minyak di Balikpapan. Setelah bekerja tiga bulan, dia bertanya ke pimpinan perusahaan itu, di mana dia akan ditempatkan. Namun pimpinan perusahaan menyuruhnya menunggu. Karena tak sabar menunggu terlalu lama, Firman segera hengkang dari perusahaan itu."

Selanjutnya, kata Sang Bunda, Firman melamar pekerjaan lagi. "Dasar anaknya memang berotak encer, dia kembali diterima bekerja di perusahaan minyak dan gas Baker Hughes di Abu Dhabi. Awal tahun 2013 dia mulai bekerja di Abu Dhabi. Suatu hari, kebetulan ada ladang minyak yang berhasil mereka temui. Jadi, untuk penempatan kerja, perusahaan akan memberikan training atau orientasi bagi karyawan baru di seluruh dunia. Training itu diadakan Senin- Jumat (3 - 7 Maret). Mereka semua dikumpulkan di Hotel Renaissance, KL."

Diperkirakan, lanjut Herlina, setelah selesai training, Firman akan ditempatkan di Schlumberger yang bertempat di Beijing, Cina selama 9 bulan. "Seharusnya, dia ikut training pada Desember tahun lalu bersama kawannya satu perusahaan. Tapi karena Desember lalu sedang musim salju di Cina, jadi dia tak jadi berangkat. Semua tiket dan dokumennya hangus."

Pasangan suami istri ini merasa bersyukur, kelima anaknya tumbuh menjadi anak yang berhasil. "Selain Firman, ada lagi kakaknya yang bekerja sebagai diplomat di Meksiko. Semasa di sekolah, kelima anak saya memang selalu dapat ranking. Mereka tahu diri, dinasihati dan dibekali orangtuanya selalu menurut. Sejak kecil saya sudah tanamkan ke mereka agar mencari ilmu setinggi-tingginya. Karena kita tak tahu kondisi zaman ke depan. Kalau mereka berilmu, praktis bekerja di mana pun akan gampang," ujar Risman menimpali istrinya.

Menurut Risman pula, sejak SMP sampai SMA Firman selalu ditunjuk menjadi Ketua OSIS. "Setelah menamatkan sekolah di SMA Negeri 4 Medan, Firman lulus jalur undangan kuliah di ITB jurusan Elektro Informatika hingga menyelesikan S1," ujar Risman bangga. Kendati sangat pintar dan berprestasi, namun cara belajar Firman cukup unik.

"Kata kawan-kawannya yang datang ke rumah, Firman itu seperti main-main saja kalau belajar. Jika guru menerangkan di depan kelas, dia malah lebih suka main-main di belakang kelas. Tak pernah baca buku. Tapi, kok, bisa pintar, ya? Selalu bisa menjawab pertanyan guru. Begitu kata kawan-kawan Firman," kenang Herlina.

Namun ia dan suaminya mengaku tak paham kenapa prestasi anak-anaknya bisa melejit. Wanita yang tampak awet muda ini pun hanya bisa mengenang perilaku Firman sehari-harinya yang cukup sederhana. Herlina ingat, saat ia pernah menawari Firman untuk naik mobil ke sekolah. Tapi Firman tak mau. Dia bilang lebih baik ke sekolah naik angkot saja.

Berharap Kembali

Akan tetapi yang membuat Herlina semakin resah adalah sampai saat ini pihak maskapai penerbangan di Malaysia mengaku bingung, lantaran pesawat yang ditumpangi itu sama sekali tak memberikan sinyal. "Tapi kami sedikit terhibur. Karena pihak perwakilan dari Malaysia yang berada di Kuala Lumpur dan Medan sangat kooperatif. Mereka selalu menghibur kami dan tak sembarangan memberi informasi," tukas Herlina.

Ibu lima anak ini juga merasa lega, karena pihak MAS berusaha keras untuk menemukan keberadaan pesawat itu. Bahkan, saat ini pencariannya tak hanya di perairan melainkan sudah mencapai daratan. Bahkan melibatkan sejumlah negara untuk mencari keberadaan pesawat yang hilang di kawasan Vietnam itu.

Hatinya pun semakin terhibur tatkala kawan-kawan Firman dari mana-mana datang ke rumahnya untuk memberi dukungan dan doa. Bahkan, "Ada kawannya yang dulu kuliah di ITB melakukan salat tahajud untuk mendoakan Firman agar cepat ditemukan. Dan bapak kos Firman sewaktu di Bandung dulu, kemarin sempat telepon. Dia minta agar saya bersabar dan mendoakan agar Firman cepat kembali," tutur Herlina menahan tangisnya agar tak pecah.

 Berbagai harapan dan doa pun dilakukan seluruh keluarga Herlina dan Risman. "Kami dengar, alat secanggih apa pun sudah dikerahkan untuk mencari keberadaan pesawat yang hilang itu. Tapi sampai saat ini belum membuahkan hasil. Jadi, kami hanya menunggu mukjizat dari Tuhan saja agar anak kami bisa kembali," harap Risman dan Herlina berbarengan.

Harapkan Kejelasan Kabar

Selain Herlina dan Risman, duka mendalam pun dirasakan oleh keluarga pasangan Sugianto (47) dan Vinny Chynthya (47). Suami istri ini termasuk ke dalam nama penumpang pesawat yang dinyatakan hilang itu. "Saat kejadian itu saya dihubungi keponakan saya. Dia bilang, ada kejadian pesawat hilang. Tak lama kemudian, kami dapat kabar pesawat yang ditumpangi abang saya dan istrinya itu yang hilang kontak," kata Siswanto, adik Sugianto saat ditemui NOVA di rumah milik Sugianto dan Vinny, Jl Bilal, Medan.

Menurut Sis, abang dan istrinya itu ke Beijing hanya untuk jalan-jalan dan bertemu teman mereka. "Biasanya mereka di Beijing selama seminggu atau 10 hari. Nah, baru sekali ini ada kejadian seperti ini," ujar Sis sedih. Sugianto dan Vinny memiliki tiga anak. "Sampai saat ini kami masih menunggu kabar terbaru. Sudah ada empat kerabat kami yang berangkat ke KL untuk mengetahui perkembangan pesawat yang hilang itu. Sementara kami di Medan hanya bisa berdoa dan mengharapkan mereka bisa segera kembali," tutur Sis.

Di kediaman Sugianto dan Vinny sendiri, setiap harinya terlihat orang ramai berkumpul. Sanak keluarga dari pihak Sugianto mau Vinny terus berdoa dan saling menguatkan satu sama lain.

Banyak harapan yang disampaikan keluarga besar Sis kepada NOVA. Namun keluarga besar Sis berharap, pasangan suami istri itu bisa selamat. "Kalau pun mereka tidak selamat, kami ingin jasad mereka bisa ditemukan dan dapat kami lihat. Anak-anak mereka semua sedih, menangis terus. Apalagi anak yang paling bungsu. Ditemukan hidup atau mati, yang penting kami bisa jelas menerima kabarnya. Kami juga mengharapkan yang terbaik untuk anak-anak mereka," tutup Sis.

Lakukan Pengecekan

Sementara itu Konsulat Jenderal Malaysia di Medan, Ahmad Rozian Abdul Ghani mengatakan, akan memberikan fasilitas transportasi dan akomodasi, serta lainnya untuk keluarga korban selama mereka berada di Kuala Lumpur, Malaysia, seperti yang diberikan kepada orangtua Firman Siregar dan keluarga pasangan Sugianto dan Vinny.

Di kesempatan lain, District Manager Malaysia Airlines Medan, Shaifuddin Kamaruddin mengaku, sudah memfasilitasi keluarga korban ke Kuala Lumpur untuk mengetahui informasi terbaru terkait hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370. Yang hingga saat ini, kata Shaifuddin, belum ada tanda-tanda ditemukannya pesawat MAS yang menghilang setelah satu jam lepas landas dari KL menuju Beijing itu.

Menurut Shaifuddin, pesawat MAS MH370 itu sebenarnya sangat layak terbang dan dalam kondisi baik. "Setiap kali mau beroperasi, kami pastikan pesawatnya fit to fly dan kami juga punya tim khusus yang selalu melakukan pengecekan."

 Debbi Safinaz