Yuni Keberatan Anak-anaknya Dibawa Komnas PA

By nova.id, Senin, 24 Februari 2014 | 08:01 WIB
Yuni Keberatan Anak anaknya Dibawa Komnas PA (nova.id)

Yuni Keberatan Anak anaknya Dibawa Komnas PA (nova.id)

"Foto: Laili "

Setelah menengok kondisi anak-anak panti asuhan Samuel, Arist memutuskan akan mengevakuasi anak-anak balita panti yang masih tersisa. Melihat hal tersebut Yuni  Winata, istri Chemy pemilik panti asuhan Samuel menolak keinginan Komnas PA.

"Enggak usah Pak, kita kan tanggung jawab sebagai orangtua mereka. Kenapa harus ada anak-anak dibawa?" kata Yuni berupaya menahan Arist.

Dengan serta merta Aris menjelaskan jika dirinya harus membawa sementara anak-anak ke tempat aman dikarenakan hembusan isu yang santer mengabarkan adanya penelantaran anak-anak panti di Panti Asuhan Samuel.

"Ini atas nama kepentingan anak. Sebaiknya (anak) dibawa dan kita bicarakan selanjutnya bagaimana demi anak-anak. Yang dibawa yang kecil-kecil, yang sekolah biar sekolah. Ini Perintah Undang-Undang, supaya tidak terjadi apa-apa," tandasnya.

Melihat keteguhan yang diperlihatkan Komnas PA, Yuni bergegas menawarkan diri untuk ikut selama 24 jam bersama anak-anak. "Ini anak-anak mau menginap dimana, ditampung dimana, saya akan ikut."

Kepada Yuni, Komnas PA menjanjikan tidak akan menghilangkan identitas anak-anak asuhnya. Namun Yuni masih bersikeras menghalangi Arist membawa mereka.

"Itu anak-anak saya," cegahnya.

Dikonfirmasi soal sikapnya yang menghalangi keberadaan Komnas PA mengevakuasi anak-anak pantinya, kepada tabloidnova.com, Yuni mengatakan siap membela anak-anaknya.

"Ngapain, kok, harus diambil alih Komnas PA? Saya heran, ada apa sebetulnya. Saya takut mentah lagi, ada kesepakatan apa?"Yuni mengaku kaget, tidak tahu menahu soal pembicaraan sebelumnya dengan Komnas PA sehingga membulatkan lembaga perlindungan anak tersebut mengambil anak-anaknya.

"Tiba-tiba saya ditodong, dan anak-anak dibawa. Kesannya ngapain anak-anak di sini. Kok harus diambil alih?"

Masih menurut Yuni, jika memang panti asuhannya dianggap belum layak, itu karena beberapa perabot seperti lemari masih di tempat lama.

"Semua kebutuhan alat-alat masih di sana," tukasnya.

Soal dua bayi yang demam dan harus dibawa ke rumah sakit, yakni Felicia (1 tahun 2 bulan) dan Maria (7 bln), Yuni mengaku tak menolak hal tersebut dilakukan."Saya hanya keberatan karena belum paham. Dibawa itu maksudnya seperti apa dan tujuannya apa. Kan, katanya sudah bicara dengan suami. Kalau saya dibilang menolak ya bagaimana," ujarnya masih heran.

Menurut Yuni, kedua bayi yang demam tersebut sebenarnya sudah dikasih obat demam. "Sudah beberapa kali baru ke rumah sakit. Dari tahun ke tahun ada keluhan seperti itu," ujarnya.

Soal kasus bayi meninggal dunia, Yuni tak menampik hal tersebut terjadi. "Ada beberapa yang meninggal dunia, soalnya bayi itu kan orangtuanya minum obat-obatan penggugur kandungan dan sebagainya. Sudah itu kalau lahir juga tidak diberi makanan layak. Karena pada dasarnya mereka menolak kelahirannya," alasan Yuni soal beberapa kasus kematian bayi di panti asuhannya.

Dan, masih dijelaskan Yuni,  rata-rata bayi pantinya yang meninggal dunia dimakamkan di TPU Tanah Seratus atau Tanah Lima Puluh.

"Dimakamin pakai kebaktian kok," ujarnya menyanggaha jika bayi-bayi tersebut dimakamkan diam-diam.

Laili