"Ya Allah, anaknya (Winda) itu penurut banget, berbakti, sayang sama orangtua dan keluarga. Dia itu anak saya paling cerewet dan perhatian," ujar Mariyana sembari tersedu.
Sejak sekolah mulai kelas 1 Sekolah Dasar hingga lulus dari SMK Al Hidayah, Winda tak pernah merepotkan orangtua maupun saudaranya.
"Dia mandiri sejak kecil. Berangkat sendiri dan urus dirinya sendiri," ujar Mariyana lagi.
Selain mandiri, Winda juga dikenal sebagai sosok yang rajin dan gesit.
"Saya satu kerjaan sama kakak (Winda). Kalau kerja dia gesit. Itu yang membuat bosnya senang. Dia emang tidak suka kerja lama-lama. Jadi dinilai orang apalagi atasannya, bagus," ujar Nita (21) adik mendiang yang juga bekerja di kantor yang sama dengan kakaknya.
Sejak menikah, Winda memang memutuskan untuk mengontrak rumah dan membina rumah tangga secara terpisah dengan orangtuanya. Kendati demikian, setiap bulan Winda tak pernah alpa menyisihkan uang gajinya untuk sang bunda. Bahkan ketika ayahandanya meninggal di tahun 2010, Winda langsung turun tangan sendiri mengurus pencairan uang asuransi dan pensiun.
"Dia memang berani sekali orangnya. Jadi kalau urusan apa-apa, dia berani maju," ujar Mariyana menambahkan.
Tak hanya di keluarga, Winda juga sangat dicintai lingkungan pekerjaanya. Terbukti, saat jenazah diberangkatkan ke pemakaman Selasa (28/1) pukul 10.30 WIB kemarin banyak sekali rekan kerja Winda ikut mengantar. Diantara pelayat juga ada bekas rekan kerja Winda yang telah keluar bahkan mantan atasan Winda.
Mengenang saat terakhir wanita yang dicintai keluarga tersebut, Mariyana teringat kata-kata terakhir Winda ?pagi itu. "Ma, entar tunggu (Winda) cuti hamil 20 Februari ini ya".Kata-kata itu kini selalu terngiang di telinga Mariyana. Rupanya, belum sampai cuti hamil, Winda sudah dipanggil sang Khalik.
Selain soal cuti hamil, Winda juga meminta dibikinkan pisang goreng. "Mintanya, dibuatkan pisang goreng saat itu juga. Enggak bisa entaran. Begitu matang, dibawakan ke kontrakan (tak jauh dari rumah orangtua) langsung dimakan," kenang Mariyana.
Rupanya, pisang goreng itu persembahan terakhir Mariyana untuk sang putri tercinta.
Seperti diketahui, Winda menjadi korban tabrakan di Jalan Layang Non Tol Kasablanka, ketika motor yang dikendarai suaminya melawan arus dan bertabrakan dengan mobil. Akibat kecelakan ini, Winda yang sedang hamil 8 bulan terpental dan jatuh dengan posisi tengkurap. Winda tewas seketika sementara suaminya, dirawat di RS.
Laili