Ada yang Perlu Bekerja Keras, Ada Pula yang Perlu Waspada (1)

By nova.id, Selasa, 28 Januari 2014 | 03:06 WIB
Ada yang Perlu Bekerja Keras Ada Pula yang Perlu Waspada 1 (nova.id)

Ada yang Perlu Bekerja Keras Ada Pula yang Perlu Waspada 1 (nova.id)

""

Tak lama lagi, kalender Cina akan berganti. Tanggal 1 Imlek 2565 akan tepat jatuh pada 31 Januari 2014. Dan sebagian besar warga Tionghoa di dunia akan merayakan datangnya Tahun Baru Imlek ini, tak terkecuali di Indonesia. Namun sebelum mengetahui lebih jauh soal peruntungan nasib Anda di Tahun Baru Cina yang kali ini memasuki Tahun Kuda Kayu dari ahli Feng Shui, Erwin Yap, ada baiknya mengetahui lebih dulu sejarah dan makna perayaan Imlek.

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan besar dan penting bagi orang Tionghoa. Perayaan Tahun Baru Imlek dimulai di hari pertama bulan pertama dalam penanggalan Tionghoa yang akan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15 (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru Imlek dikenal juga sebagai Chúxi yang berarti "malam pergantian tahun".

Di Cina, adat dan tradisi yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam. Akan tetapi, jutaan orang Tionghoa yang ada di muka bumi ini yang mengetahui sejarah dan asal-usul Tahun Baru Imlek ternyata tidak banyak. Biasanya mereka hanya merayakannya dari tahun ke tahun apabila kalender penanggalan Imlek telah menunjukan tanggal satu bulan satu.

Jenis dan cara merayakannya yang berbeda dari satu suku dengan yang lain, dikarenakan luasnya daratan Tiongkok (Cina) dengan beraneka ragam kondisi alam, lingkungan baik secara geografis maupun demografis, juga etnis. Ada yang dimulai dengan sembahyang memohon kepada Thian dan para dewa serta leluhur, ada pula yang dimulai dengan menyantap ronde, maupun kebiasaan lain sebelum saling berkunjung ke sanak saudara sambil tak lupa membagi-bagikan "ang pau" untuk anak-anak, yang tentu saja menerimanya dengan penuh suka cita.

Siklus 60 tahun & 12 tahun

Sebenarnya, penanggalan Tionghoa dipengaruhi oleh dua sistem kalender, yaitu sistem Gregorian dan sistem Bulan-Matahari, di mana satu tahun terbagi rata menjadi 12 bulan, sehingga tiap bulannya terdiri dari 29 ½ hari. Penanggalan ini masih dilengkapi pembagian 24 musim yang amat erat hubungannya dengan perubahan yang terjadi pada alam, sehingga pembagian musim ini terbukti sangat berguna bagi pertanian dalam menentukan saat tanam maupun saat panen.

Selain pembagian musim tadi, dalam penanggalan Tionghoa juga dikenal istilah Tian Gan dan Di Zhi yang merupakan cara unik dalam membagi tahun-tahun ke dalam hitungan siklus 60 tahunan. Masih ada pula hitungan siklus 12 tahunan, yang dikenal dengan nama "Shio", yang diwakili oleh 12 nama hewan: Tikus, Sapi, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, dan Babi.

Kesimpulannya, penanggalan Tionghoa tak hanya mengikuti satu sistem saja, tapi ada beberapa unsur yang memengaruhi, yaitu musim, lima unsur, angka langit, shio, dan lainnya. Kendati demikian, semua perhitungan hari ini dapat terangkum dengan baik menjadi satu sistem "Penanggalan Tionghoa" yang baik, lengkap, dan harmonis. Bahkan hampir bisa dikatakan sempurna, karena sudah mencakup "Koreksi"nya. Sebagai contoh "Lun Gwe", merupakan bulan untuk mengkoreksi setelah satu periode tertentu.

Sebagai perayaan besar bagi masyarakat Tionghoa, saat merayakan Imlek mereka biasanya melakukan beberapa hal unik. Misalnya, menggantung lentera merah, membunyikan petasan, dan menyembunyikan sapu. Di samping itu, masyarakat Tionghoa juga akan mulai menempel gambar Dewa Penjaga Pintu pada hari-hari perayaan ini.

Buang Sial & Undang Rezeki

Puncak acara Perayaan Tahun Baru Imlek hanya berlangsung 2-3 hari, termasuk malam tahun barunya. Tetapi masa tahun baru ini sebenarnya berlangsung mulai pertengahan bulan 12 di tahun sebelumnya sampai pertengahan bulan pertama dari tahun yang baru.

Menurut kepercayaan Tionghoa, satu bulan sebelum memasuki tahun baru merupakan bulan yang bagus untuk berdagang, karena orang-orang biasanya akan dengan mudah mengeluarkan isi kantong untuk membeli barang-barang keperluan perayaan tahun baru. Transportasi pun akan terlihat padat, karena orang-orang biasanya akan pulang ke kampung halaman untuk merayakan tahun baru bersama sanak saudara.