Isu tsunami yang juga menyebar melalui media sosial itu membuat panik warga. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) Surono kepada Tribun Manado menegaskan, kabar tsunami di Manado itu bohong. "Itu tidak benar. Status gunung-gunung di Sulut sekarang aman. Tak ada hubungan banjir dan gunung meletus," jelasnya via telepon.
Dikatakannya pula, memang ada gunung bawah laut di daerah Kepulauan Siau dan Sangihe, tapi gunungnya kecil. Kalaupun meletus, tak akan menyebabkan tsunami. "Memang ada, tapi gunung kecil. Kalau pun selama ini meletus, tak ada tsunami, kan? Jadi itu bohong, warga jangan panik," tutupnya.
Banjir yang menerjang 75 persen wilayah Manado ini pun telah memaksa ribuan warga mengungsi. Ratusan orang lainnya yang terjebak di tengah banjir baru bisa keluar Jumat (17/1) pagi. Wilayah yang terkena banjir terlihat porak-poranda. Puing-puing bangunan rumah dan perabotan terlihat berserakan di mana-mana. Sementara itu, ratusan kendaraan terempas banjir.
Wali Kota Manado Vicky Lemuntut lantas mengumumkan penetapan status darurat bencana bagi Kota Manado setelah banjir bandang melumpuhkan kota itu. Status darurat bencana ini ditetapkan mulai tanggal 15 hingga 29 Januari. Keputusan ini dikeluarkan Vicky Lemuntut usai menggelar rapat koordinasi dengan jajarannya di Manado, Kamis (16/1).
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Utara SH Sarundajang menyampaikan, ada sekitar 40 ribu kepala keluarga yang terkena dampak banjir. "Kemarin malam sudah sekitar 60 persen diungsikan dan sisanya Jumat ini sudah diungsikan," kata Sarundajang.
Banjir bandang kali ini terjadi hampir di 75 persen wilayah di Manado, yang membuat ribuan rumah warga rusak parah. Puluhan rumah hanyut dibawa arus banjir. Ratusan kendaraan bermotor pun terempas. Sedikitnya, 15 orang dilaporkan tewas.
Bencana alam ternyata tak hanya terjadi di Kota Manado, tapi juga terjadi di beberapa kabupaten atau kota lainnya di Sulawesi Utara. Di Tomohon, longsor yang terjadi di Tinoor merenggut empat korban jiwa. Sejumlah orang dilaporkan hilang. Di Minahasa, tiga korban tewas terseret banjir. Bencana juga terjadi di Kabupaten Sangihe dan Minahasa Utara. Curah hujan yang sangat tinggi dan angin kencang menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana.
Edwin Yusman F