Selama Dayat mengontrak, tak ada yang aneh dari sosok teroris tersebut. "Kita (saya) tahunya kalau teroris, kan, pakai jenggot dan celananya agak cingkrang. Itu tidak ada sama sekali di dia (Dayat)," kenangnya.
Selama mengontrak, Dayat sempat hanya 2 bulan di rumah kontrakan pada awal-awalnya. "Itupun cuma Sabtu-Minggu saja ada di rumah," tandasnya sembari menjelaskan jika tersangka sempat membawa wanita berjilbab yang diakuinya sebagai istri.
Setelah itu, Dayat menghilang selama beberapa bulan hingga Jefri sempat memasang tulisak "dikontrakkan" pada kamar Dayat.
Tak disangka, Dayat kembali lagi dan menempati serta membayar lunas uang kontrakan Jefri.
"Itu juga, dia suka lebihin bayar kalau ke orangtua saya. Seharusnya bayar Rp 500 ribu, dia bayar Rp 750 ribu perbulan," ujarnya.
Selama mengontrak, kegiatan Dayat juga normal-normal saja.
"Kalau ??pagi, dia berangkat bawa tas dan kadang bawa karton putih seperti peta di dalam tasnya. Pokoknya seperti kuli panggul-lah," tandas Jefri.
Sekali-sekali, Dayat juga nongkrong bersama warga walaupun hanya meluangkan waktu sekitar 10 menitan dan kembali masuk ke kamar.
"Karena sering ngumpul, ya jadinya kita enggak curiga. Dan kalaupun teman-teman dia ngumpul maksimal 8 orang, juga biasa-biasa saja," ujarnya sembari menjelaskan jika sekitar sebulan lalu Dayat pernah berkumpul dengan tersangka teroris lain yang meninggal dalam baku tembak di malam tahun baru.
"Yang jelas, dari malam sebelumnya sampai ?pagi hari itu (31/12) tidak keluar kamar."
Laili