Berlokasi di Anggrek Shopping Hotel, Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/12), PIN resmi dibuka. Senyum semangat perempuan inspiratif itu terpajang selama mereka memperkenalkan diri dan menceritakan kisah menariknya. Siapa saja sih mereka?
Syarifah Aliyyah Ghibityyah Shihab (25). Wanita yang berdomisili di Bogor ini terpilih karena kisah inspiratifnya dalam kategori 'Perempuan dan Sosial Budaya'.
"Saya mengumpulkan dana untuk zakat. Misalnya sebulan terkumpil Rp 50 juta saya buat proyek kreatif untuk jaringan TV lokal untuk acara motivator warga. Kita sounding ke 1300 sekolah se-Jabodetabek. Tahun 2008 saya didiagnosa sakit lupus, dan sharing soal sakit lupus," kata wanita kelahiran Palembang 15 Juli 1988 itu.
Abyz Wigati (40). Dari awal sampai akhir hayatnya, ia berjanji harus menjadi orang penting dan penyayang, seperi nama yang diberikan oleh kedua orangtuanya. Setidaknya, itulah yang mendorong Gati, sapaan akrabnya, untuk membantu sesama.
"Saya kirim tulisan ke NOVA dengan judul 'Mengabdi Dengan Hati'. Saya terketuk melihat kondisi anak-anak yang tidak memperoleh pendidikan, kesehatan, dan kegembiraan. Anak-anak ini bermain di tanah kuburan, padahal Malang itu kota pendidikan kedua setelah Jogja. Alhamdulillah, Juni lalu ada 10 anak yang berhasil masuk ke sekolah terbaik di Malang setelah kami tampung di Sanggar Anak atau TK Alternatif," ucap wanita yang terpilih masuk dalam kategori 'Perempuan dan Pendidikan' itu.
Rubama (28). Wanita berdarah Aceh ini masuk ke dalam kategori 'Perempuan dan Lingkungan'. Salah satu jasanya adalah membangun Gampong Nusa, salah satu kampung yang terkena imbas Tsunami pada tahun 2004. Bersama Al-Hayah ia menanam 1000 pohon dan membentuk kelompok perempuan Nusa Creation Community dengan visi dan misi membangung lingkungan bersih.
"Saya bergerak di bidang lingkungan. Pengelolaan sampah, seperti bank sampah, dikreasikan anak-anak, baik sampah organik dan non organik," kata Rubama.
Joriah (40). Wanita kelahiran Larantuka ini menjadi tokoh kunci dalam kesuksesan 2H2 Centre saat memenangkan MD's Award pada tahun 2011untuk kategori khusus Kesehatan Ibu dan Anak. Bekerja 24 jam tanpa honor dilakukannya demi melihat anak-anak sehat yang lahir dengan bantuan tangannya sebagai seorang bidan.
"Saya seorang bidan dari tahun 1993. Saya bangga jadi bidan, seseorang datang (anak) dari tangan kami," kata bidan yang satu-satunya berhasil meraih gelar magister kebidanan di provinsi NTT itu. Dalam gelaran PIN, Joriah masuk ke dalam kategori 'Perempuan dan Kesehatan'.
Hani Kusdayanti (37). Berawal dari kegemarannya memasak, Hani memberanikan diri pergi ke Dinas Perikanan dan Disperindag untuk meminta pelatihan. Berbekal pengalamannya membuat panganan berbahan dasar ikan, Hani berhasil membangun usaha rumahan berbadan hukum CV Fania Food.
"Saya belajar untuk berwirausaha. Saya senang memasak dan menjahit. Dari memasak itu mimpi saya terwujud. Kami memasak olahan ikan pada akhirnya 2010 saya bisa membuat rumah produksi untuk memasak ikan. Hasilnya dari menjual ikan, saya juga mengajar di kampus," kata wanita yang masuk dalam kategori 'Perempuan dan Wirausaha' itu.
Rochmatun Nisa (39). Bermodal dari 25 unit notebook hasil berhutang, Rochmatun berhasil 'mencetak' sekitar 11.000 orang desa yang 'melek akan teknologi. Hanya dengan 23 orang timnya, ia berkeliling kota Jogja untuk memperkenalkan apa itu komputer.
"Kami keliling Jogja ngajarin komputer untuk komunitas ibu PKK dan guru TK. Awalnya mengajar edu game untuk anak TK, banyak ibu-ibu di Jogja yang enggak bisa main komputer. Biayanya 5000 per orang, kami bawa komputernya minimal 25-50 per kelompok. Akhirnya menyebar ke karyawan pabrik, bapak-bapak ABRI dan lainnya," kata lulusan Fakultas Ekonomi UGM itu. Dengan kegigihannya, Rochmatun masuk dalam kategori 'Perempuan dan Teknologi'.
Shinta Dewi Dhiah Sekar Tanjung (37). Berbekal tekad untuk mendirikan lapangan pekerjaan bagi orang lain, Shinta akhirnya berhasil mendirikan toko online Moshaict, yang kini memiliki 11 cabang di Jabodetabek dan Surabaya.
"Tidak hanya menciptakan lapangan kerja tapi menciptakan orang yang bisa menciptakan lapangan kerja buat orang lain. Alhamdulillah tercipta butik Moshaict, sudah ada 70 tenant dan memberikan lapangan kerja juga," kata nominator untuk kategori 'Perempuan dan Wirausaha' itu.
Mia Sutanto (39). Wanita yang masuk dalam kategori 'Perempuan dan Kesehatan' ini aktif mengkampanyekan pentingnya memberikan ASI kepada anak. Mia berhasil mendirikan komunitas AIMI dengan visi agar ibu-ibu di Indonesia dapat menyusui dan anak-anak bisa mendapatkan haknya yakni ASI.
Mira Julia (39). Kegemarannya akan teknologi memberikan inspirasi untuk berbagi ilmu lewat Digital Mommie Mira Julia. Ia sukses berbisnis tutorial dan mengajari ibu-ibu untuk mempercantik blog. Ia sukses meraih beberapa penghargaan. Untuk gelaran PIN keenam, Mira masuk kedalam kategori 'Perempuan dan Teknologi'.
Een Sukaesih. Sebuah rumah pintar menjadi bukti kegigihannya mengajar. Meski tubuhnya hanya bisa terbaring karena sakit rheumatoid arthritis yang menderanya, ia tak putus semangat menjadi guru bagi anak-anak di kampungnya, Sumedang. Berbekal kapur tulis dan dinding sebagai papan tulisnya, Een membuat anak-anak pintar. Nova pun memilih kisahnya dan memasukkannya ke dalam kategori 'Perempuan dan Pendidikan'.
Nina Nuraniyah (30). Pendiri komunitas Greena ini berhasil mengedukasi ibu-ibu di Cisalopa Bogor, Jawa Barat. Di tangannya, sampah rumah tangga menjadi barang bernilai ekonomi tinggi. Kisah Nina terpilih dalam ajang PIN dan masuk ke dalam kategori 'Perempuan dan Lingkungan'.
Lisa Virgiano (32). Wanita yang masuk kedalam kategori 'Perempuan dan Sosial Budaya' ini punya cara unik untuk mengangkat kuliner Indonesia. Melalui kegiatannya bernama Underground Secret Dining (USD) yang digagasnya sejak tahun 2009, Lina mengajak pesertanya makan ditempat-tempat unik yang dirahasiakan sebelumnya. Panganan yang disediakan pun terbilang langka dan mahal.
Penasaran dengan kisah kedua belas perempuan-perempuan ini? Tunggu saja kegiatan mereka.
Okki/Tabloidnova.com