Arina Harus Operasi 3 Kali

By nova.id, Kamis, 12 Desember 2013 | 01:58 WIB
Arina Harus Operasi 3 Kali (nova.id)

Arina Harus Operasi 3 Kali (nova.id)

"Foto: Laili "

Arina Meilanda Kurnia (22) tampak tak berdaya di pembaringan ruang perawatan luka bakar RSPP. Ya. Dengan luka bakar serius dari kaki sampai perut dan lengan kanannya, Arin tak mampu bergerak lantaran  rasa sakit luar biasa yang menderanya.

Di luar jendela kaca tempat Arin dirawat, Euis (30) bibinya menemani sembari membaca ayat suci Al Qur'an.

Saattabloidnova.comberupaya mengorek seputar kejadian yang menimpa Arina, Euis tak keberatan berbagi cerita keponakan kesayangannya.

Dituturkan Euis, Arina yang merupakan anak pertama dari 5 bersaudara sudah sejak bayi dirawatnya. "Saya adik ibunya paling kecil," ungkap Euis menjelaskan mengapa usianya hanya terpaut 8 tahun dengan Arin.

"Hingga tamat SMS, Arin tinggal di Palembang. Setelah itu saya minta ikut ke sini (Jakarta)," ujar Euis yang punya firasat mimpi bertemu dengan orang berjubah hitam dan melihat kakeknya yang sudah meninggal dunia. "Bahkaan beliau minta saya berdzikir dan membaca Quran."

Saat mendengar jika keponakannya menjadi salah satu korban, dirinya langsung tak bisa berpikir. Dan, saat dirinya mengabari kakak yang juga ibunda Arin, sang kakak langsung menangis dan nenek Arin juga sampai pingsan. "Saya sempat berdoa, mudah-mudahan Arin bukan korban yang meninggal dunia," kenang Euis.

Kini, ibunda Euis menjadi sakit karena kabar tersebut. Euis berpesan pada kakaknya untuk merawat ibunya dahulu, dirinya akan menjaga Arin selama dalam perawatan. "Ini saja sayaa sudah 3 hari tidak bekerja," ujar Euis.

Hal yang membuat Euis bangga, Arin selalu berusaha tegar dan bertahan hidup. Saat dipindahkan dari RS Soeyoto, Arin selalu berusaha tetap sadar. Ini membuatnya mampu berteriak sehingga diutamakan soal pemberian pertolongan.

"Saat bertemu, dia bilang kalau air matanya sudah habis. Dia bilang 'di dunia saja sudah sepanas ini, apalagi di akherat'," ujarnya.

Posisi Arin memang kurang beruntung. Saat kejadian naas terjadi, dirinya sedang duduk di dekat pintu di pintu keluar. Tiba-tiba ada masinis masuk gerbong kereta wanita meneriaki penumpang agar mundur karena kereta akan tabrakan.

"Tapi usaha itu sudah tidak terkejar. Tiba-tiba api langsung menyebar," tutur Euis menirukan cerita Arin.

Kejadian berlangsung cepat. Gerbong yang ditumpangi Arin terbalik dan gadis tersebut berganti ada di bagian atap kereta, tertindih penumpang lain.

"Dia bilang sudah pasrah kalau harus meninggal hari itu. Namun tiba-tiba ada yang menariknya dari jendela. Dia tidak ingat siapa, kejadian cepat sekali dan gelap sekali," papar Euis.

Saat Said, pacar Arin datang ke lokasi, pakaian Arin sudah tinggal se dada. Sisanya terbakar habis dan tubuhnya ikut terbakar.

"Arin sudah tidak bisa ngomong bagaimana panasnya. Dia bilang, air matanya sudah kering enggak bisa nangis," ujar Euis.

Beruntung, Pertamina memindahkan perawatan ke RSPP sejak Senin (9/12) malam. Menurut saran dokter, Arin harus menjalani 3 kali operasi untuk membuang kulit mati di sekujur tubuhnya yang luas sehingga akan tumbuh kulit baru.

"Saya khawatir dia kenapa-kenapap. Saya sudah minta cek organ dalam Arin karena kemarin saya lihat ada memar di dadanya," ujar Euis khawatir.\Kini, Euis hanya bisa berdoa agar keponakannya cepat pulih.

"Kami enggak nuntut macam-macam, cuma minta pertanggungjawaban biaya, sampai rawat jalan. Pokoknya semua tetap ditanggung. Dan yang penting realisasi. Jangan haanya karena disorot media," ujarnya.

Euis berharap, jika telah pulih nanti, Arin bisa meneruskan cita-citanya melanjutkan kuliah ke jenjang S1 dan menguliahkan adik-adik Arin.

"Itu cita-citanya," ujarnya lirih.

Itu kan biaya besar.

Laili