"Dia berkuasa dan Anda tidak akan bisa menolak atau mengatakan 'tidak' padanya," ujar salah seorang penulis naskah yang pernah bekerja untuk The Cosby Show.
Joan Tarshis adalah yang pertama kali membuka pengalaman pahit itu. Yang lainnya, seperti Tamara Green dan Beth Ferrier, pertama kali membuka skandal ini pada 2005 dan 2006, bersamaan saat Andrea Constand, melaporkan tuduhan kriminal terhadap Cosby. Namun waktu itu kasus ditutup karena kurang bukti.
Beberapa wanita kemudian berbicara lagi, termasuk di antaranya Therese Serignese, yang sebelumnya hanya diberi nama samaran Jane Doe. Tarshis (66), yang pertama membuka lagi kasus skandal ini, mengatakan bahwa ia mendapat kekerasan seksual di bungalow milik Cosby di set The Cosby Show sekitar tahun 1969.
Dia tidak pernah menceritakan ini pada siapa pun sebelumnya.
"Tidak ada yang bisa dikatakan. Di tahun 1969, pemerkosaaan artinya adalah kasus yang berat seolah Anda sedang berjalan di lorong lalu tiba-tiba seseorang menodongkan pisau pada Anda. Seperti itulah."
Namun, sekarang, katanya, wanita bisa bersuara dengan lantang tanpa perlu takut, dan tidak ada satu pun yang akan menilai atau menghakimi.
Pengacara Cosby, Martin Singer, mengatakan bahwa klaim yang sekarang sedang mengarah pada kliennya tidak substansial dan hanya fantasi. Ia menambahkan bahwa tidak ada seorang wanita pun yang mendaftarkan kasus secara resmi melawan Cosby. Sementara Cosby mengatakan dirinya cukup lelah menghindari tudingan yang datang, dan ia enggan menjawab tudingan yang salah.
Persoalan makin pelik dan skandal ini bukannya tidak berdampak. Cosby's Netflix Special dibatalkan sementara penayangannya, proyek bersama NBC dibatalkan, dan The Cosby Show di TV Land tidak lagi tayang.
Kristina Ruehli (71), salah seorang yang melapor, menaruh sedikit simpati. Mantan sekretaris di agensi yang mengaku pernah dilecehkan Cosby tahun 1965 ini mengatakan andai saja ia punya waktu bicara dengan Cosby ia akan menyampaikan satu hal."Kenapa tidak jujur saja dan lalui apa yang mesti dijalani," ujarnya.
"Saya merasa kasihan padanya, namun hal ini mesti diungkap. Bagaimanapun juga, selama ini ia hidup dalam kebohongan."
Rai Rahman/People