Balita Helena, Korban Penganiayaan Bibinya Akhirnya Meninggal

By nova.id, Selasa, 28 Mei 2013 | 08:47 WIB
Balita Helena Korban Penganiayaan Bibinya Akhirnya Meninggal (nova.id)

Balita Helena Korban Penganiayaan Bibinya Akhirnya Meninggal (nova.id)

"Foto: Debbi "

Helena Giawa (2,5), balita korban penganiayaan bibinya sendiri, akhirnya meninggal dunia, Minggu (26/5) sekitar pukul 08.30 wib di Rumah Sakit Prof DR dr Boloni Jl Monginsidi Medan.

Sejak masuk rumah sakit itu, Sabtu (2/2) lalu, pihak rumah sakit sudah memberikan segala upaya pengobatan yang maksimal dengan mengoperasi bagian kepala Helena yang luka lebam akibat benturan keras pada Jumat (4/2) lalu.

Menurut Ketua Masyarakat Nias Indonesia Sumut Turunan Gulo mengakui Helena sebenarnya telah berkali-kali pindah rumah sakit.

"Helena juga sempat dirawat di panti asuhan karena dianggap kondisinya sudah makin membaik. Namun, kata suster yang merawatnya, tiba-tiba kondisi Helena mengalami demam tinggi sehingga dia dibawa kembali ke rumah sakit dan sekitar pukul 08.30 wib akhirnya bocah Helena meninggal," kata Turunan Gulo menjelaskan Helena dimakamkan di Pekuburan Umum, Jl Iskandar Muda, Senin (27/5).

Merujuk ke belakang, kasus penganiayaan yang dialami Helena terjadi pada awal Januari lalu di Desa Langkimat, Kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara. Agustus tahun lalu. Karena enam bulan sebelumnya, Ayah Helena, A Giawa meninggal lalu istrinya menikah lagi dan Helena dititipkan ke rumah abang ayahnya Roy Giawa di Gunung Tua.

Karena kejadian itu, saat ini istri Roy, IM (28) sudah ditahan di kantor polisi. IM sendiri tak menyukai kehadiran Helena karena mungkin bocah itu bisa menambah beban dalam rumah tangaanya apalagi Roy sudah memiliki 6 orang anak. Dan, IM saat ini juga sedang hamil.

Karena kalut lalu IM menganiaya Helena.Warga yang dengar jeritan dan tangisan Helena buru-buru mendatangi rumah yang ditempati pasangan suami isri Giawa ini. Saat itu warga menemukan Helena dalam kondisi pingsan lalu membawa bocah cilik ini ke rumah sakit dan ditemukan luka disekujur tubuhnya, kepalanya babak belur karena berkali-kali dibenturkan serta luka bakar disekitar kemaluan bekas sundutan rokok. 

Kedua mata Helena juga tak bisa melihat lagi karena ada kerusakan saraf dari efek benturan di bagian kepala. Setelah kondisi Helena berangsur-angsur sembuh dia sempat dirawat dipanti Asuhan Bhakti Luhur dan Abdi Kasih di Martubung.

Kondisi Helena yang begitu mengenaskan akhirnya mengetuk hati beberapa relawan yang membuatkan akun Facebook untuk mendapatkan bantuan dari masyarakat Indonesia. Bahkan, setiap hari bergantian relawan dan sahabat Helena mondar-mandir melihat perkembangan kesehatannya. Akhirnya, dengan segala penderitaan yang dialami bocah malang itu dia menghembuskan nafasnya yang terakhir tanpa seorang pun sanak saudara bahkan ibunya mendampinginya hingga ajal menjemputnya.

Debbi Safinaz