Masih ingatkah dengan peristiwa penganiayaan terhadap seorang bocah balita berusia 2,5 tahun asal Nias, Helena Giawa (NOVA edisi 1304)? Ya, kisah tentang gadis cilik malang yang diduga dianiaya dan disiksa paman dan bibinya, hingga kini masih dirawat di RS Prof Dr. Boloni Medan.
Sang paman dan bibi, pasangan Arn dan RG, ditengarai melarikan diri karena takut dihakimi warga sejak Helena dibawa ke RS, Jumat (25/1) silam dari rumahnya yang terletak di Kompleks Perumahan PT ANJ.
Pekan lalu, Arn, perempuan warga Desa Langkimat, Kecamatan Simangkat, Kabupaten Padang Lawas Utara, Tapanuli Selatan ini, akhirnya ditangkap polisi. "Saya bukan mau melarikan diri, tapi suami mengancam ingin menghabisi saya dan anak-anak. Entah apa alasannya. Makanya, sebelum suami jauh bertindak, saya dan anak-anak lebih baik mengungsi duluan," papar Arn saat ditemui di LP Cabang Rutan Gunung Tua, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Paluta (Padang Lawas Utara).
Buang Air Sembarangan
Perihal penganiayaan yang diduga telah dilakukannya terhadap Helena, Arn mengelak. "Sebenarnya bukan cuma saya yang memukul dan menganiaya Helena. Suami juga ikut memukul anak itu. Sejak Helena tinggal bersama kami sejak 3 bulan lalu, sekitar sebulan belakangan ini suami ikut memukul dan menyulut sebagian tubuhnya dengan api rokok," tutur Arn.
Ketika ayah Helena, A Giawa, meninggal dunia pada Agustus 2012 lalu, ibu Helena yang bernama IN menitipkan putrinya itu kepada abang sepupunya, Ferry Giawa. Baru enam bulan dititipkan, istri Ferry melahirkan, maka Helena dititipkan lagi kepada pamannya, RG. Helena dititipkan sebab sang ibu akan menikah lagi dengan pria lain.
Menurut Arn, selama ikut dengan mereka, Helena nyaris tak bisa bicara. "Sebenarnya saya sayang sama Helena. Tapi anak itu sehari-harinya cuma diam saja. Bahkan sering pipis dan buang air besar sembarangan. Habis itu, dia hanya duduk saja tak mau pergi ke kamar mandi. Dengan kondisi lagi hamil tua begini, saya jadi makin mual dan jijik lihat kotorannya."
Arn menambahkan, meski usianya masih sangat belia, Helena dianggapnya belum bisa mandiri, "Buka celana sendiri saja tak bisa, apalagi disuruh buang air ke kamar mandi. Saya juga, kan, punya anak yang sebaya Helena, tapi sudah bisa ke kamar mandi sendiri, kok," tutur warga Nias ini.
Arn merasa, beban hidupnya makin berat ketika harus merawat Helena di rumahnya. "Helena tak mau makan sendiri, kalau saya suapi baru mau. Saya sudah minta suami agar Helena dipulangkan saja ke rumah neneknya di Nias. Tapi suami tak mau menuruti, padahal dia juga tak mau urus keponakannya itu. Malah sepertinya suami ingin menghabisi Helena agar tak jadi beban. Buktinya, dia sering memukul Helena," ungkap Arn panjang lebar.
Dengan gamblang Arn juga menceritakan apa saja yang ia dan suaminya lakukan terhadap Helena selama tinggal di rumahnya. "Pernah saya bakar rokok, lalu spontan saya sulut ke kedua kaki Helena. Tapi pernah juga suami pukul tiga kali pakai gayung ke kepalanya sampai gayungnya pecah. Mata Helana sampai tak bisa terbuka gara-gara dipukul gayung. Kaki Helena juga pernah ditendang suami saya."
KOMENTAR