Kasus yang kini masih bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Timur memang masih membuat MY resah akan nasib sang suami yang dinikahinya 3 tahun lalu. "Saya yakin suami saya tidak melakukan seperti yang dituduhkan dan saya sebagai istri wajib mendampinginya dalam kondisi apapun,"sahutnya lagi saat disambangi tabloidnova.com di kediaman rumahnya.
Lima tahun mengenal suami yang sayang dan lembut kepadanya membuat MY yakin seratus persen yang terjadi dalam rumah tangganya saat ini merupakan ujian. "Hikmahnya saya belajar banyak, lebih cerdas, ikhlas, tawakal dan istiqomah dan ini semua langsung privat belajar dengan Allah," sahut perempuan yang berkerudung ini.
Jauh dalam lubuk hatinya, MY mengungkapkan bahwa tak lepas sedetik pun memikirkan kondisi suaminya yang berada di pesantren (red.sebutan MY untuk Lapas Cipinang). "Saya memang rutin menjenguk suami, dulu saya sempat nangis, tapi bapak marah (red.sebutan untuk suami) dia bilang, kuat, kamu harus kuat, saya yang didalam saja kuat, jadi saya buru-buru menghapus airmata mbak," ceritanya.
Tak tanggung-tanggung MY bahkan berhenti bekerja padahal ia sudah tahunan bekerja sebagai administrasi di sebuah ruko dikawasan Senayan. "Demi mendampingi bapak, apapun akan saya lakukan,saya ingin selalu berada disampingnya, dalam kondisi apapun," tekadnya.
Cerita mengharukan pun datang ketika MY berkisah bahwa dirinya ingin selalu dapat melihat sang suami sehingga kadang terbilang nekad. "Saya itu punya kebiasaan, setiap usai sidang sampai akhirnya bapak masuk mobil tahanan menuju ke pesantrennya, dibelakang mobil tahanan itu saya mengekornya naik motor sambil kadang sesekali mengklakson memberikan tanda jempol atau memberikan hormat, dan karena bapak memang terpisah dan berada dibelakang jadi memang melihat saya, hahaha," ucapnya lagi.
MY kini hanya bisa mendoakan suaminya bersabar dan terus kuat menjalani semua ujian yang tengah datang kepada rumah tangga mereka. "Kalau ketemu bapak saya memang menahan tangis walaupun hati menjerit, bahkan mungkin bapak tidak tahu kalau pas saya mengekornya diatas motor itu saya menangis."
Swita