Reshma terperangkap dalam puing-puing reruntuhan Rana Plaza, gedung sembilan lantai yang jatuh karena lemahnya fondasi. Beruntung, air menyesap melalui retakan-retakan dinding. Air itulah yang kemudian ia minum. Keadaan yang gelap gulita juga mungkin membantu, ujar dokter yang merawat Reshma.
Tanpa bisa membedakan siang dan malam, Reshma tak bisa melacak berlalunya waktu. Dia juga tidak tahu bahwa pihak tim penyelamat memberikan statemen bahwa kemungkinannya sangat tipis seseorang bisa bertahan selama lebih dari satu minggu di bawah puing-puing yang menggunung. Dia juga tak tahu bahwa evakuasi sudah beralih misi, dari menemukan korban selamat menjadi pencarian jenazah korban yang tak bertahan hidup. Kadang-kadang, ketidaktahuan seseorang akan apa yang sedang terjadi adalah sebuah kekuatan untuk terus maju.
***
"Allahu akbar. Allahu akbar." Reshma mendengar suara seseorang mengumandangkan takbir. Ia bertanya-tanya, apakah suara itu nyata atau hanya imajinasinya. Ia menajamkan telinga.
"Allahu akbar. Allahu akbar." Reshma mendengar takbir itu lagi. Lalu sayup-sayup ia mendengar suara. Suara banyak orang. "Dari mana suara itu berasal? Dari mana?" Reshma bertanya pada dirinya sendiri.
Seakan mendapatkan kekuatan dari suara-suara itu, Reshma memukul dinding semen dan besi di depannya dengan tangan. "Bachao! Bachao!" teriaknya. Selamatkan aku! Selamatkan aku! Namun tak ada yang mendengar suaranya.
Reshma meraih batang besi di sebelahnya. Dengan seluruh kekuatannya, ia menusukkan batang besi tersebut hingga meruntuhkan dinding di atasnya. "Allah," ucapnya berulang-ulang. "Allah, selamatkan aku..."
***
Adalah Letkol Moazzem Hossain yang mengubah haluan evakuasi. Mendekati hari ke-17, tim penyelamat yang dipimpinnya mulai mencari jenazah korban dari reruntuhan. Aura kematian menguar, membuat para penyelamat menutup wajah dan hidung dengan t-shirt untuk menghindari bau busuk mayat.
Jumat (10/5) itu, tim evakuasi mencapai basement. Saat itu, sudah seminggu tim tidak menemukan korban selamat. Lalu, seseorang melihat batang besi menusuk-nusuk dinding yang runtuh. Ia juga mendengar suara seorang wanita berteriak, "Bachao! Bachao!"
Dengan sigap, tim mendekati sumber suara. Seseorang berada di bawah dalam keadaan hidup! Kegiatan ini langsung menyita perhatian. Beberapa televisi langsung menyorotkan kamera dan melakukan reportase langsung. Selama 45 menit, tim penyelamat memindahkan lapis demi lapis dinding dengan palu dan bor.
(BERSAMBUNG)
Ajeng/CNN