Pandapotan Berharap Anak Malah Kehilangan Istri

By nova.id, Jumat, 26 April 2013 | 04:11 WIB
Pandapotan Berharap Anak Malah Kehilangan Istri (nova.id)

Pandapotan Berharap Anak Malah Kehilangan Istri (nova.id)

"Foto : Laili "

Salah satu alasan Pandapotan Manurung (41) membawa Anna Marlina Simanungkalit (38), istrinya, ke RS Persahabatan karena sudah 2 mingguan Anna kerap mengeluh sakit tenggorokan dan susah menelan. 

Dorongan ini menguat terutama ketika ada tetangga yang mengatakan jika keluhan ini ada hubungannya dengan usia pernikahan mereka yang sudah menginjak tahun kelima dan belum mendapat keturunan.

"Keluhan itu kurang lebih 2 minggu sebelum diperiksakan. Atau kira-kira sebulan sebelum dioperasi. Dan itu tidak setiap hari, hanya kadang-kadang saja," ungkapnya kepadatabloidnova.com.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai kontraktor instalasi listrik bangunan ini kemudian terpikir untuk membawa Anna ke RS Persahabatan karena dekat dari kediamannya di Pulomas.

"Saat sebelum masuk ruang operasi maupu ketika periksa pertama, kondisi Anna segar bugar. Bahkan kami sempat berlomba jalan di RS itu. Kita dulu-duluan jalan ke loket dan  ke loket lainnya untuk menebus obat. Dan, keluhannya hanya sulit menelan," kenangnya pilu.

Tak ada pengalaman buruk sebelumnya dengan RS tersebut, Pandopotan mengaku dirinya sudah pernah mengantar orangtuanya yang berusia 85 tahun berobat di sana. Satu yang dipikirkannya, Anna harus sembuh dan bisa mendapatkan keturunan, jika memang kendala itu ada di tenggorokan Anna.

"Ya. Alasan utama kami periksakan,memang karena ada info dari seseorang yang bilang kalau bisa jadi itu yang menyebabkan setelah 5 tahun menikah kami belum dikaruniai anak," tukasnya.

Ketika mendaftar ke loket,  Pandopotan dan Anna langsung diarahkan ke dokter bedah onkologi dan bukannya ke dokter penyakit dalam dulu. Kemudian dokter itu juga mendiagnosa adanya tiroid yang membengkak. "Tidak ada pembicaraan soal kanker saat itu tapi dokter memang sudah menyarankan untuk segera diangkat," ujarnya.

Dengan sabar Pandapotan  menemani sang istri menjalani pengobatan, pemeriksaan sebelum operasi meliputi pemeriksaan jantung, darah, USG dan paru-paru, hingga akhirnya Anna menjalani operasi yang pertama hari Senin (11/3/13).  

Sayangnya, pasca operasi tersebut, Anna sudah sempat tidak sadarkan diri. Anna juga kerap mengerang  kesakitan. Ketika Pandapotan menanyakan pada dokter mengapa Anna seperti tersiksa sekali, dokter mengatakan jika itu adalah dampak dari operasi yang baru dijalani.

Sayangnya, keesokan harinya (selasa, 12/3/13), Pandapotan melihat sendiri istri tercintanya mengeluh dada sakit dan terus mengerang setiap malam. Namun kembali  ketika ditanya pada dokter jaga, dikatakan jika hal tersebut adalah hal biasa yang dialami pasien pasca operasi.

"Tapi istri saya sudah mulai bengkak dari rahang, pipi sampai batas mata. Saya hanya bisa memeluk istri sambil berdoa dan menangis karena tidak tahan melihat penderitaan istri yang menahan sakit luar biasa," kenang Pandapotan.