Setelah bom meledak di acara Boston Marathon, misalnya, beberapa cerita menyebar dari sumber yang tidak jelas. CNN melaporkan, beberapa cerita yang kemudian diteruskan ke seluruh bagian dunia tersebut adalah hoax alias tidak benar.
Dari banyaknya foto yang tersebar setelah ledakan bom yang menewaskan tiga orang itu, ada satu foto yang menggambarkan seorang pria berkaos warna merah sedang berlutut memeluk seorang wanita yang tergeletak di jalanan. Di Twitter dan media sosial lainnya, foto ini tersebar dengan kisah yang mengharukan. Sayang sekali, cerita itu tidak nyata. "Pria berkaos merah berencana untuk melamar kekasihnya di garis finish Boston Marathon, tapi sang wanita meninggal dunia," begitu ceritanya tersebar. "Kebanyakan orang tidak akan pernah mengalami kepedihan emosi sebegini besar."
Walau ceritanya palsu, namun foto tersebut benar-benar diambil setelah tragedi Boston Marathon. Foto ini berasal dari media Boston Globe dan disebarkan melalui kanal Getty Images. Meski, pada kolom keterangan foto, sang agensi hanya menyebut pria tersebut tengah menenangkan wanita yang terluka akibat ledakan bom di garis finish.
Foto lain yang juga merupakan hoax namun kadung menyebar luas adalah foto seorang gadis kecil beserta teks yang tak kalah mengharukan. Keterangan foto ini menyebut bahwa sang gadis meninggal dunia akibat ledakan bom, "Padahal ia ikut maraton untuk mengenang korban penembakan Sandy Hook."
Jika dilihat lebih teliti, gadis dalam foto ini mengenakan celemek lari yang berasal dari Joe Cassella 5K di Great Falls, Virginia. Terlebih, Boston Marathon juga tak mengijinkan pelari dengan usia semuda itu untuk berpartisipasi.
Beberapa cerita hoax tersebut mengingatkan kita bahwa informasi, dari manapun sumbernya, hendaknya diverifikasi kebenarannya terlebih dahulu. Apalagi jika Anda ingin turut menyebarkannya melalui media sosial.
Ajeng