Ragam Komunitas "Bicara" Lewat Kertas

By nova.id, Selasa, 26 Maret 2013 | 03:38 WIB
Ragam Komunitas Bicara Lewat Kertas (nova.id)

Hingga suatu hari pria yang biasa disapa Kis ini dikenalkan pada paper sculpture lewat acara Art Attack. "Dari situ saya mulai mengeksplorasi dan akhirnya sepakat untuk "pindah jalur", dari menggambar ke karya tiga dimensi," kata Kis yang membuat Komunitas Pencinta Kertas (KPK) sejak 11 September 2008.

KPK berisi orang-orang yang tertarik pada kreasi kertas. "Hingga sekarang sudah berkembang jadi komunitas yang bisa membagikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kertas," kata Kis sambil menyebutkan tujuan KPK, "Mengumpulkan orang-orang yang tertarik mendalami dan berbagi tentang berkarya tiga dimensi dari bahan kertas."

Setelah semakin mendalami seni paper sculpture, Kis menyadari, di balik selehai kertas ternyata terdapat sebuah persoalan yang mendalam. "Terutama tentang sejarah dan lingkungan. Dari pemahaman itu akhirnya kami menggunakan karya-karya kami sebagai alat untuk menyebarkan pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan bijak dalam penggunaan kertas." Kegiatan KPK, lanjut Kis, "Mulai dari pameran, berkarya bersama, menjual karya dan kerajinan, hingga seminar. Semua kegiatan ini didasarkan pada payung kampanye besar kami, "Bijak-bijak Pakai Kertas!""

Syarat menjadi anggota KPK tak sulit. "Syaratnya mudah, cukup bergabung di Facebook page kami atau follow akun Twitternya. Otomatis sudah menjadi anggota kami. Yang perlu dilakukan setelah itu, menjalani semangat dari kampanye "Bijak-bijak Pakai Kertas" dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang kami adakan." Kegiatan dilakukan tergantung momen. "Untuk seminar dan lokakarya, biasanya diadakan di kampus dan sekolah. Sementara untuk penjualan kerajinan, bisa di mana saja, terutama di berbagai bazar."

Cukup banyak kegiatan yang sudah dilakukan KPK, bahkan dapat dikatakan sebagai event besar. "Dari membuat artwork relief sepanjang 72 meter, sampai memberikan workshop dengan 100 orang peserta. Sesungguhnya, yang terpenting dari komunitas kami bukanlah kuantitas, tapi kualitas. Lebih baik punya sedikit peserta tapi besar dampak dan manfaatnya."

Bagi Kis, suka dan duka yang ia rasakan selama mengelola KPK harus tetap disyukuri. "Baik maupun buruk harus disyukuri. Sebab hal-hal itulah yang membentuk kami menjadi manusia yang sekarang," papar Kis yang mengaku sejak awal mendirikan KPK hingga kini selalu merasakan lebih banyak keseruan bersama seluruh anggota KPK di mana pun mereka berada.

 Noverita