Korban Penganiayaan Ibu Tiri Dinilai Cengeng & Menjengkelkan

By nova.id, Kamis, 21 Maret 2013 | 00:20 WIB
Korban Penganiayaan Ibu Tiri Dinilai Cengeng Menjengkelkan (nova.id)

Korban Penganiayaan Ibu Tiri Dinilai Cengeng Menjengkelkan (nova.id)

"DS mengaku jengkel pada Vina. Foto Laili/NOVA "

Kendati mengaku sayang dan sudah dekat dengan korban (Davina), ibu tiri korban sekaligus pelaku tunggal terbunuhnya anak tiri di Binong, Curug, mengaku memang sulit bersabar terhadap korban. "Saya suka marah pada Vina karena  memang dia susah diatur. Segala sesuatu yang diperintah susah dijalankan sama dia. Selain itu, saya niat mau nasehatin dia omongan terakhir (saat kejadian nahas yang merenggut nyawa korban Sabtu 16/3). Soalnya sebagai orangtua kalau lihat anak nangis itu saya pusing!" ujar DS kepada tabloidnova.com.

Masih menurut DS (19), Davina kerap membuatnya naik pitam jika sudah menangisi bapaknya berangkat bekerja. "Saya juga minta Davina supaya tidak menangisi bapaknya kalau berangkat kerja. Kalau suami pergi mencari nafkah jangan ditangisi, rezeki jadi seret. Bisa kecelakaan di jalan atau gimana," papar DS menirukan perkataannya kepada almh. Davina saat sebelum meninggal dunia.

Masih menurut DS, Davina adalah anak yang menjengkelkan dan kerap membuat siapapun emosi. "Paling jengkel suatu malam dia minta ke pasar malam naik kereta sama ayahnya. Giliran ayahnya sudah bangun, dia bilang pengen sama neneknya. Ayahnya duduk lagi. Giliran neneknya sudah bangun, pengen sama ayahnya. Lalu dia nangis ngamuk di depan rumah sampai semua tetangga pada dengar. Dia emang ngeselin!" ujarnya lagi.

Pandangan DSD, ulah Vina yang minta banyak diperhatikan ini sudah kelewat batas. Selain itu, DSD menganggap usia Vina yang hampir 6 tahun belum disertai kemampuan akademis yang mumpuni. "Sekarang saja dia masih TK nol kecil. Dia itu kendalanya susah belajar. Susah disuruh nulis, belum bisa bedain huruf," ungkap DSD.

Sementara dikonfirmasi soal penuturan Ibu Guru korban yang menyatakan Davina anak yang cerdas, DSD menampiknya mentah-mentah. "Di sekolah ya bisa saja terlihat pintar (bisa) karena menulis sesuai titik-titik. Lagipula, di sekolah itu, kan, kerjanya cuma menggambar dan bernyanyi. Sedangkan sebagai orangtua saya yang membimbing dan mengarahkan sambil belajar bersama. Tapi dia susah diajarin. Bisanya cuma mancing emosi, makanya, bapaknya saja tidak mau mengajarin dia," ujar DSD sedikit jengkel.

Masih menurut DSD, bukti lain jika perilaku Davina membuat emosi semua orang, ketika suatu ketika Davina tidak mau sekolah dan ayahnya sedang di rumah, Agus sang ayah juga tidak mau ambil pusing.

"Padahal, dulu Davina anak yang manis. Sampai saya mau mengurus karena dia penurut.  Sejak pindah ke sini (Tangerang) dia berubah. Pernah (Vina) bilang, kalau dia selalu ingin pulang (ke Lampung). Dan, saya enggak habis pikir, emangnya di sini kurang apa sih?" keluhnya kesal.

Laili