Seperti diketahui, DS dituduh polisi sebagai penyebab meninggalnya bocah berusia lima tahun ini. DS kesal lantaran korban susah dibangunkan untuk berangkat sekolah di TK Peusar, Binong, Curug, Tangerang. Pelaku sempat memperingatkan korban karena sudah berkali-kali korban sulit dibangunkan dan pelaku sendiri sedang terburu-buru hendak berangkat bekerja sebagai terapis refleksi di Kelapa Dua, Kab. Tangerang.
Saat korban hendak mandi, pelaku mendorong bahu kiri. Korban yang baru bangun tidur pun oleng dan terjengkang hingga kepala membentur lantai kamar mandi. Korban sempat kejang dan dilarikan ke rumah sakit namun dalam perawatan korban menghembuskan nafas terakhir.
"Kira-kira minggu depan (sekitar 26 Maret) akan dilakukan rekonstruksi dulu baru nanti uji psikologi pada pelaku. Kami harap dapat secepatnya menyelesaikan berkas perkara. Namun kita juga tidak bisa menyelesaikan kasus dengan gegabah," tegas Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Bambang Priyo Andogo kepada tabloidnova.com.
Mengenai motif yang sudah dibeberkan pelaku pada penyidik, masih menurut Bambang, motif DS karena Agus (ayah korban) jarang pulang mengingat profesinya sebagai supir tembak ekspedisi membuat DS memiliki otorisasi untuk mengendalikan rumah tangga. Apalagi, DS dan ibunya (Hermiyati) juga memberi andil terhadap penghasilan keluarga. Dari sanalah, DS menjadi mudah marah dan kerap menganiaya korban.
Disinggung soal kemungkinan adanya dendam pribadi DS terhadap ibu kandung korban, Bambang membantah jika hal tersebut termasuk motif DS menganiaya korban. "Mereka belum pernah berkomunikasi sama sekali apalagi semenjak pelaku menikah. Agus tidak ada komunikasi sama sekali dengan mantan istrinya," tandas Bambang.
Laili