Cinta Segi Tiga Berujung Duka

By nova.id, Senin, 11 Maret 2013 | 03:33 WIB
Cinta Segi Tiga Berujung Duka (nova.id)

Cinta Segi Tiga Berujung Duka (nova.id)

"IP, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana terrhadap Dewi, saat berada di Polresta Medan pekan lalu. (Foto: Debbi / NOVA) "

Bidan Puskesmas Teladan Medan yang baru enam bulan bertugas di Jl Sisingamangaraja, Nurmala Dewi boru Tinambunan (31), tewas setelah ditembak orang tak dikenal persis di depan rumahnya. Belakangan diketahui, Dewi diduga dihabisi akibat terlibat kisah cinta segitiga. Siapakah otak di balik pembunuhan Dewi?

Suasana rumah Nurmala Dewi br Tinambunan dari luar terlihat sepi seolah tak berpenghuni. Apalagi, bangunan bercat hijau itu ditutupi kawat besi. Membuat rumah yang terletak di Jl Pertanahan Gang Indah, Dusun 6, Patumbak Kampung, Kabupaten Deli Serdang itu tampak gelap gulita. Namun tak lama ayah Dewi, Lismen Tinambunan, muncul. Ia didampingi sang istri Suryani boru Sihotang lantas berkisah soal Dewi.

Menurut Suryani, di hari nahas itu, Kamis (7/2), seperti biasa ia menjemput Dewi pulang kerja karena khawatir anaknya dicelakai seseorang. "Begitu sampai rumah, adiknya Dewi buka pintu pagar, tapi tiba-tiba seorang pemuda mengendarai motor langsung menembak Dewi dari jarak agak jauh. Kami kaget, sementara tubuh Dewi perlahan ambruk. Saya yang lihat langsung kejadian tak bisa berbuat lain selain menangis histeris dan minta tolong," tutur Suryani pedih.

Warga sempat mengejar pelaku penembakan, namun tak terkejar. Dewi pun dibawa ke rumah sakit (RS). Sayang, setiba di RS Dewi mengembuskan napas terakhirnya. Akibat peluru mengenai rusuk kanan hingga menembus rusuk kiri dan Dewi kehabisan darah. "Rasanya pedih sekali melihat penderitaan anak sulung saya. Anak yang saya kasihi dan jadi tulang punggung keluarga, ditembak pelaku persis di depan mata saya," ujar ibu tiga anak ini terisak.

Surat Kesepakatan

Sebelumnya, kata Suryani, sekitar tahun 2008 tetangganya yang tak jauh dari rumahnya, Rumondang boru Silaban, sempat memperkenalkan Dewi kepada adiknya yang bernama Berton Silaban. "Dikenalkan sekitar empat tahun lalu. Bahkan, Dewi juga diperkenalkan ke orangtua Berton di Desa Silaban, Hasundutan. Tapi setahu saya Dewi hanya berteman dengan Berton, belum pacaran," kata Suryani seraya berkata, Dewi masih enggan berpacaran karena ingin berkarier dulu.

Sejak itu, hubungan keluarga Dewi dan Berton kian akrab dan kompak. Di sisi lain, kedekatan Dewi dan Berton diketahui IP (60), pemilik perusahaan ekspor-impor tempat Berton bekerja di Batam. Diduga, IP memiliki hubungan spesial dengan Berton. Suatu kali, "Berton terlibat kasus penggelapan uang di tempat kerjanya itu. Maka, kami beramai-ramai datang ke sana. Dewi juga ikut, termasuk orangtua Berton dan saya. Sampai di Batam, kami bertemu IP. Saat itu dia sempat bicara ke saya. Kawinkan sajalah si Dewi dengan pria lain, nanti kalian aku beri emas. Memang, si IP itu kaya raya," ucap Suryani menirukan Ida.

Bahkan, lanjut Suryani, saat mereka berada di Batam, dibuatlah surat pernyataan bahwa Dewi dan Berton tak boleh lagi berhubungan. "Surat itu ditandatangani Dewi, saya, IP, dan lainnya. IP berbuat begitu, pasalnya dia ternyata sudah 15 tahun berhubungan dengan Berton. Sebenarnya suami IP sudah tahu. Tapi dia pura-pura tak mau tahu," papar Suryani yang lalu mengaku diberi uang Rp 10 juta oleh IP saat akan kembali ke Medan.

Menurut Suryani, Berton 'dipelihara' Ida lantaran, "Setahu kami, si Berton itu dijadikan sebagai penglaris usaha IP. Jadilah dia seperti cacing kepanasan saat tahu si Berton dekat sama Dewi. Bukan hanya Dewi, siapa pun perempuan yang mau menikah dengan Berton selalu dihalang-halangi IP."

Setelah persoalan di Batam selesai, "Kami kembali ke Medan. Tapi si Berton diantarkan Rumandong dari kampung Silaban pakai mobilnya ke Desa Besitang. Keluarga Berton bilang, Berton mau disembunyikan."

Pada tahun 2011, kata Suryani, Dewi mendapat penempatan sebagai PNS di Nias. Kepada Suryani, Dewi mengaku, selama di Nias sering diteror orang tak dikenal. Dewi bahkan sempat ditikam dua kali dan tubuhnya dibuang ke parit. "Untung Dewi selamat. Kami yakin, yang menyuruh itu orang-orang suruhan IP," sambung Lismen bertubi-tubi.

Lismen pun yakin, IP lah orang yang berada di balik pembunuhan anaknya itu. "Saya yakin pasti IP biang keroknya. Dia juga yang meneror ingin melenyapkan nyawa Dewi. Siapa pun orang yang sudah meneror anak saya, dia manusia yang tak manusiawi!" umpat Lismen.