Setelah memasuki hari ketiga kehilangan Fahri, Selasa (19/2) siang tiba-tiba ada kabar yang sangat mengejutkan. Kerabatku mendapat informasi, katanya anakku tak perlu lagi dicari sebab Fahri sudah meninggal dan jasadnya ada di dalam rumah SO, tetangga yang tinggal hanya beberapa meter dari rumahku. Selanjutnya, suasana kampung menjadi gaduh, keluargaku dan warga kampung langsung memasuki rumah SO yang saat itu sudah ditinggalkan penghuninya.
Benar saja, setelah warga berhasil mendobrak pintu rumah, bau tak sedap langsung menusuk hidung. Bau tak sedap itu berasal dari sebuah lorong kecil buntu yang hanya bisa dimasuki dari dalam rumah SO. Menurut warga, tubuh anakku tergeletak dilantai dalam keadaan dicor semen hingga nyaris seperti patung. Aku tak kuat melihat langsung kondisi anakku, aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya dan tak sadarkan diri.
Sampai detik ini, aku masih tak habis pikir mengapa SO tega berbuat keji kepada anakku. Selama ini, baik aku maupun keluargaku tak pernah bermasalah dengan dia. Lha wong, bertegur sapa nyaris tak pernah. Jadi ketika SO mengaku ke polisi bahwa ia dendam kepada suamiku, itu omong kosong!
Gandhi Wasono M.