Perampokan Sadis di Ciracas Kisah Dramatis Keluarga Heston Vs Rampok (1)

By nova.id, Rabu, 6 Maret 2013 | 02:30 WIB
Perampokan Sadis di Ciracas Kisah Dramatis Keluarga Heston Vs Rampok 1 (nova.id)

Namun dengan gerakan cepat, pria itu berhasil mencabut pisau pendek. Pisau dihujamkan ke arah leher, tapi Heston berhasil menghindar. Beberapa kali pisau menyasar ke tubuh Heston, termasuk lengan kirinya. Rasa nyeri tak ia rasakan.

Kegaduhan membuat warga terjaga dan berusaha meringkus salah satu perampok. Salah satu warga yang belakangan diketahui bernama Jamhari menggenggam celurit. "Selain Jamhari, ada beberapa warga lagi yang coba meringkus pria itu. Sempat saya lihat mereka adu senjata tajam. Saat itu, saya berusaha cari anggota rampok lainnya. Saat berbalik arah, saya lihat kedua anak saya, Christon dan Yogi sudah terkapar bersimbah darah. Mereka luka parah. Saat itu juga saya langsung runtuh."

Rupanya, ketika ribut-ribut terjadi, Christon dan Yogi terbangun. Mereka berusaha menolong ayah dan ibunya namun kemudian ikut jadi korban amukan perampok. Sementara di jalanan yang masih basah dan gelap itu, Jamhari tergeletak luka parah di bagian perut akibat tusukan. Salah satu perampok sudah berhasil diringkus warga. Heston kemudian berusaha menolong anak dan istrinya.

Beruntung, ada mobil melintas dan bersedia menolong mengantarkan mereka ke RS. Pria pengemudi mobil ikut membantu mengevakuasi korban. Selain Heston, mobil itu membawa Norma, Christon, Yogi, dan Jamhari. "Saya tak sempat mengobrol dengan pengendara mobil. Tampaknya mereka suami-istri. Mereka bawa kami ke RS Polri."

Perampokan Sadis di Ciracas Kisah Dramatis Keluarga Heston Vs Rampok 1 (nova.id)

"Rumah duka di Jalan Tanah Merdeka akan segera ditinggalkan keluarga Heston lantaran menyimpan trauma. (Foto: Henry Ismono / NOVA) "

Dua Tewas

Di dalam mobil, Heston duduk diapit para korban. "Celana dan baju saya sudah penuh darah. Dunia rasanya berhenti saat itu. Christon sudah tak ada suaranya, sedangkan Jamhari dan Yogi masih mengerang. Sebenarnya, saya sangat terpukul namun saya tetap kuatkan hati untuk menolong mereka."

Sampai di RS, para korban luka segera mendapat pertolongan. "Ternyata, kata petugas medis, saya juga harus dirawat. Lengan kiri bagian atas terkena pisau. Lukanya cukup dalam karena sudah sampai ke daging," kisah Heston yang tak sempat berkomunikasi lagi dengan si pemilik mobil. "Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih atas pertolongan mereka."

Duka Heston ternyata tak hanya sampai di situ. Sekitar jam 09.00 ia mendapat kabar Christon meninggal. Sang putra tertembak di bagian alat vital dan dada. Selain Christon, Jamhari juga tewas karena lukanya parah. Tak hanya itu, Yogi dan Norma juga perlu perawatan lebih lanjut.

Belum Tega Cerita

Dunia terasa gelap bagi Heston. Apalagi dalam waktu nyaris bersamaan, "Saya mendengar kabar duka lain, adik saya Hardo yang dirawat di RS Pasar Rebo, juga meninggal. Bayangkan betapa pedihnya perasaan saya."

Jenazah Christon dan Hardo disemayamkan di aula HKBP Kramat Jati dan dimakamkan keesokan harinya "Sebenarnya menurut tim medis saya mesti istirahat tapi saya memaksakan diri ikut upacara pemakaman. Sungguh sangat berat bagi keluarga kami. Saat itu, saya sempat limbung."

Heston merasa kejadian yang menimpa keluarganya begitu mencekam. "Bayangkan, kami sekeluarga mau dihabisi perampok. Rupanya kejadian ini menyedot perhatian. Seluruh keluarga Hutagalung di Jakarta dan sekitarnya menyempatkan diri mengantarkan Christon. Teman-teman sekolah Christon juga ikut kehilangan."

Yang paling berat bagi Heston adalah menyampaikan kabar duka ini kepada Yogi yang sempat kritis. "Istri saya sudah merelakan kepergian Christon. Kondisi istri sudah mulai pulih. Tapi saya belum cerita ke Yogi. Tadi dia kembali menanyakan keadaan Christon. Saya bilang saja, Christon masih dirawat. Saya perlu waktu yang pas untuk menjelaskannya. Nanti bila kondisinya sudah lebih baik. Sekarang dia masih di ruang ICU."

Menurut Heston, kakak-beradik Yogi dan Christon begitu akrab. "Usia mereka hanya selisih setahun. Yogi kelas 3 SMA, sedangkan Christon kelas 2 SMA. Mereka bersaudara sekaligus teman. Sering jalan bersama. Itu sebabnya, Yogi pasti akan sangat kehilangan," papar Heston.

Sesaat kemudian, Heston mencari foto Christon di HP-nya. Matanya langsung berkaca-kaca memandangi foto remaja tampan itu. "Christon anak yang baik. Di sekolahnya dia termasuk menonjol. Tubuhnya tinggi kekar. Dengan postur setinggi 180 cm, dia hobi main basket."

Selain itu, Christon juga hobi main musik. Ia bersama teman-temannya mendirikan kelompok band. "Christon jadi drummer-nya. Tak heran, Christon termasuk digandrungi cewek-cewek. Dia sempat ingin menerjuni dunia musik tapi rupanya jalan hidupnya begitu pendek."

Henry Ismono