Sama-sama mencintai binatang peliharaan, utamanya kucing dan anjing, membuat Nofree Dani dan Widianto menceburkan diri menjadi sukarelawan di Animal Friends Jogja (AFJ). Yakni organisasi nirlaba di Yogyakarta yang berkomitmen meningkatkan kesejahteraan satwa dan penyadartahuan tentang konservasi alam dan satwa, melalui edukasi proaktif, kampanye, riset, dan penyelamatan. AFJ juga menjalin kemitraan dengan organisasi, komunitas, pergerakan akar rumput maupun individu-individu yang cinta satwa dan lingkungan hidup.
Dari sekadar sukarelawan, akhirnya Widi, sapaan Widianto, dipercaya menjadi pemelihara di AFJ. Kucing, anjing yang diselamatkan AFJ sebagian hasil rescue sisa bencana Merapi. AFJ menjadi semacam rumah singgah bagi kucing dan anjing. Mereka pun mempublikasikan hasil temuan, penanganan yang sudah dilakukan, berikut hasilnya. "Kalau ada yang mau adopsi, boleh. Tapi harus memenuhi sejumlah syarat. Yang utama, harus sayang binantang," tegas Nofree.
Menurut pria alumni UII jurusan informatika ini, kecintaannya pada binatang peliharaan telah mendorongnya menyudahi statusnya sebagai orang kantoran. Sambil menjadi relawan di AFJ, ia pun berbisnis secara online. Begitu juga Widi, yang berlatar belakang pendidikan STM, memilih keluar dari perusahaan percetakan dan mencurahkan perhatiannya ke AFJ.
Dari intensitas pergaulannya di AFJ dan pengalamannya merawat binatang, sejak tahun lalu keduanya sepakat membuat bisnis bersama. Usahanya itu dinamai AW Pet Care. "Usaha ini kami utamakan ke grooming. Jasa lain yang kami tawaran adalah penitipan hewan, terapi pijat anjing, kucing, dan pakan."
AW Pet Care hanya mengandalkan media sosial sebagai sarana promosi. Tak heran, klien pertamanya juga rekan-rekannya sesama pemilik binatang peliharaan. Dari sini bisnis pun berkembang dari mulut ke mulut. Dari sinilah rekan-rekan mempercayakan hewan peliharaannya dititipkan dan diberinya pakan olahan fresh saat mereka bepergian dalam tempo lama atau saat peliharaannya tak doyan makan atau tengah bermasalah.
"Jadi bisnis pakan ini hanya sampingan dari penitipan hewan saja. Misalnya, ada klien titip hewan dan menghendaki kami yang memberi pakan, ya, kami bikinkan. Makanannya fresh dari dapur, bukan makanan kaleng. Tapi kalau klien menghendaki piaraannya diberi makanan pabrikan, ya, akan kami beri. Kadang tergantung permintaan," terang Widi.
AW Pet Care juga melayani katering bagi hewan peliharaan. "Ada teman relawan yang anjingnya bosen makan makanan yang biasa diberikan, lalu dia minta saya buatkan. Harga jualnya rata-rata Rp 10-15 ribu per porsi mangkuk kecil, diantar ke alamat. Biasanya, teman-teman minta dua paket sekaligus untuk pagi dan sore. Secara umum yang sayang dan menganggap peliharaan seperti bagian keluarga, kan, masih jarang."
Asal tahu, sebagian pendapatan AW Pet Care, kata Widi, didonasikan bagi AFJ. "Jadi kalau pakai jasa kami, masyarakat berarti sudah ikut menyumbang pada penyelamatan hewan," ujar Widi yang statusnya kini masih dipercaya AFJ sebagai perawat.
Menurut Widi, pakan bagi hewan peliharaan yang baik adalah pakan fresh yang diolah sendiri. "Dari seminar-seminar dengan pembicara dari luar negeri yang saya ikuti, mereka bilang yang bagus, ya, yang fresh. Kalau pun kini banyak pakan pabrikan, sebenarnya hanya untuk membantu orang-orang yang sibuk tak sempat mengolah pakan hewan piaraannya."
Pakan fresh yang dibuat Widi dan Nofree biasanya campuran aneka sayuran dan daging. "Kadang kami bikin sup dicampur nasi. Komposisinya kami perhitungkan agar tak kelebihan protein yang bisa menyebabkan gatal dan kulit luka sehingga bulu rontok. Intinya, pakan hewan peliharaan itu mirip yang dikonsumsi manusia. Cuma jangan kebanyakan garam karena bulunya bisa rontok dan sakit kulit," jelas Widi.
Menurut Widi, rata-rata hewan jadi stres, bila tak diberi makan sesuai kebutuhannya. Kondisi lingkungan, pakan, dan perilaku serta cara menangani hewan bisa membuat hewan peliharaan stres. Tandanya, hewan akan murung atau mengamuk. "Seperti manusia, kalau dikasih makan terus tapi badan dikurung, kan, bisa stres."