Berbagi Bersama Penderita Kanker (1)

By nova.id, Kamis, 14 Februari 2013 | 03:30 WIB
Berbagi Bersama Penderita Kanker 1 (nova.id)

Untuk YAI, 4 November 2012 lalu, Raty berlari sejauh 42,195 KM di Central Park New York City. "Sejak didirikan pada tahun 2009, komunitas BUB ini dijadikan perkumpulan orang yang hobi berlari dan memiliki misi sosial untuk berbagi dengan sesama. Untuk YAI kami melakukan pengumpulan dana dengan berlari di lomba marathon di New York City. Sebenarnya akibat badai sandy, lomba dibatalkan secara resmi. Tapi karena sudah direncanakan, saya dan teman-teman tetap berangkat dan berlari," tuturnya seraya tersenyum.

Berbagi Bersama Penderita Kanker 1 (nova.id)

"Nyimas aktif memberi edukasi agar semakin banyak masyarakat waspada terhadap intaian penyakit ini. (Foto: Dok Pri) "

Komunitas Pita Emas

Selama menemani putra sulungnya, Muhammad Raihan Al-zikri menjalani pengobatan kanker getah bening di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD). Nyimas Mastura (44) merasa ada beberapa hal yang membuatnya merasa harus turun tangan melakukan sesuatu. Hal itulah yang kemudian menjadi latar belakang berdirinya sebuah Komunitas bernama Pita Emas.

"Februari 2010 saya menemani anak saya di RSKD hingga 5 Juli 2010 anak saya meninggal di usia 6 tahun. Selama di RSKD saya dan beberapa ibu yang biasa menemani anak sering berkumpul dan saling menguatkan satu sama lain," paparnya ketika dihubungi Kamis (7/2) siang lalu.

Walau Raihan sudah tidak ada, Nyimas tetap merasa perlu untuk terus memotivasi para Ibu dari anak penderita kanker. "Seperti pengalaman saya kalau ibunya stres pasti anaknya juga stres. Nah, hal itu dapat mengganggu proses pengobatan. Akhirnya pada 10 Oktober 2011 saya dan 30 orang Ibu resmi mendirikan Komunitas Pita Emas (KPE)."

Sejak saat itu, KPE terus 'bergerilya' membantu Ibu-ibu yang sedang menunggui anaknya menjalani pengobatan di RSKD. "Ada 2 hal yang kami lakukan. Pertama, kegiatan internal. Dalam kegiatan ini kami membantu dan mendampingi Ibu pasien kanker. Kami berikan mereka pengertian dan membantu mereka untuk menerima kenyataan ini. Seperti saya, ketika tahu anak pertama saya terkena kanker jelas saya sedih dan bingung enggak tahu harus berbuat apa. Di sinilah peran KPE yang kini memiliki anggota sekitar 50 orang," bebernya.

"Kemudian kegiatan kedua adalah kegiatan eksternal. Bersama anggota lainnya kami membagi tugas untuk melakukan sosialisasi dan edukasi ke sekolah dan perumahan. Dengan edukasi dan sosialisasi, kami berharap semakin banyak orang yang mengerti apa itu kanker," ungkap ibu dua orang anak ini.

Sebagai pendiri dan Ketua KPE, Nyimas bersyukur langkah ini akhirnya didukung RSKD. "Keberadaan kami di RSKD tak lagi terkesan 'ilegal', baru kemarin, Rabu (6/2), keberadaan kami akhirnya diakui oleh RSKD dan berada di bawah divisi Rehab Medik. Dengan ini kami berharap dapat memberikan lebih banyak bantuan bagi penderita kanker dan keluarganya," tutupnya senang.

Edwin Yusman F