Rasya di mata Ayah Bunda (2)

By nova.id, Kamis, 7 Februari 2013 | 06:16 WIB
Rasya di mata Ayah Bunda 2 (nova.id)

Rasya di mata Ayah Bunda 2 (nova.id)
Rasya di mata Ayah Bunda 2 (nova.id)

"Yanti Ibu Korban. Foto Henry Ismono "

Sang tante segera menuju kamar. Ternyata, tubuh Rasya sudah tertimbun pakaian dan barang-barang yang diobrak-abrik si pria misterius itu. Tubuhnya juga tertutup guling dan bantal. "El sudah tiada," ujar Yanti dengan nada tercekat. Ia tampak tak sanggup membayangkan peristiwan yang menimpa anak bungsunya.

Mungkinkah  wajah  Rasya dibekap orang jahat itu agar tak menangis? "Saya tak tahu persis. Yang pasti menurut cerita tetangga, tak ada suara tangis di rumah saya. Saya juga belum dengar cerita detail dari Irma. Irma sekarang masih dalam pengamanan dan dilindungi polisi karena jadi saksi kunci.

Asep dan Yanti memang sangat kehilangan. Apalagi, Rasya merupakan anak yang sangat ditunggu kehadirannya. "Dua kakak El, kan, perempuan. Jadi ketika El lahir 5 September 2012 lalu, saya sangat bahagia. Rumah tangga kami rasanya makin lengkap," kata Asep.

Dengan mata menerawang, Asep lalu mengungkapkan kegalauannya. Sejenak matanya berbinar ketika mengenang  jagoan kecilnya. "El sudah bisa diajak mengobrol. Saat saya gendong dan ajak ngobrol, dia mengeluarkan suara seolah tahu omongan saya. Kalau dibaringkan, dia suka membolak-balik tubuhnya. Dia juga lucu dan gemuk," ujar Asep seraya menunjukkan foto Rasya di HP-nya.

Asep berujar, yang membuatnya heran, "Ketika saya berangkat kerja, El tak seriang biasanya. Ia tampak bengong saja. Saya enggak tahu apakah itu firasat atau bukan. Yang pasti, di tempat kerja pikiran saya memang enggak enak. Rasanya tidak bisa konsentrasi kerja. Tapi saya sama sekali tidak tahu kalau semua ini jadi pertanda El akan pergi."

Henry Ismono