Wah, Senangnya Si Kecil Jago Masak! (1)

By nova.id, Kamis, 17 Januari 2013 | 01:01 WIB
Wah Senangnya Si Kecil Jago Masak! 1 (nova.id)
Chocokid Littletown

Wajah Grace dan Luis begitu semangat saat memasuki Chocokid Littletown (CL) di Mall of Indonesia Lantai GF. Keduanya seakan tak sabar merasakan pengalaman seru di tempat ini. Siapa, sih, yang tak suka cokelat? Meski baru buka pada 27 Juni lalu, CL mampu menyedot perhatian anak-anak.

Menurut Novika Indriani atau Novi dari CL, ide pembuatan CL diawali ketika Novi melihat permainan sejenis di Amerika Serikat. "Di Jakarta, kan, sudah banyak permainan tapi hanya begitu-begitu saja dan tak ada hasilnya. Saya ingin membuat wahana agar anak-anak happy, sekaligus ada sesuatu yang bisa dibawa pulang, lalu dipajang. Biar anak-anak jadi kreatif."

Masuk ke wahana CL, anak-anak seolah akan memasuki area peternakan sapi, Lollipop Forest di hutan, atau mobil berjalan di kota. "Ke depannya mau buat cooking class, bikin cokelat sendiri mulai dari melelehkan cokelat hasil kreasi sendiri."

Dalam waktu 40 menit, anak-anak akan melakukan empat aktivitas dengan membayar Rp 85 ribu. Mulai dari Lollypop Tree Forest yaitu mengambil tusukan dari batang pohon lalu dicelupkan ke air mancur cokelat. Lalu cow milking atau memerah susu sapi. "Kebanyakan anak kota jarang bisa memerah susu sapi. Ada figur sapinya tapi bukan sungguhan. Mereka bisa memerah susu sampai keluar susu cokelat yang bisa langsung diminum."

Lanjut ke Ice Cream Fan, seolah-olah anak berada di dalam mobil yang lantainya bisa bergoyang-goyang sambil menghias es krim. Terakhir, Master of Chocolatier yaitu mendekorasi cokelat dengan nama sendiri atau membuat wajah lucu dari template yang sudah disediakan. "Semuanya bisa dibawa pulang. Tapi namanya juga anak-anak, kadang sudah habis dimakan di sini."

Diakui Novi, CL mendapat respons cukup bagus, "Mungkin karena belum ada di kota lain. Apalagi anak-anak bisa berkreasi dan kreatif di CL. Permainan lain, kan, kadang peralatannya tidak aman. Di sini, kalau tak sengaja ada yang termakan masih aman," papar wanita yang pernah jadi pemasok cokelat.

Pemilihan tempat di mal, menurut Novi, agar didatangi banyak orang. "Di musim liburan yang datang bisa sampai 100-an anak. Bahkan di hari Lebaran mencapai 300 anak, datang dari luar kota ke sini. Sampai-sampai, pas musim libur harus dijagai sembilan petugas," papar Novi yang mensyaratkan maksimum 25 anak masuk ke CL.

Jika terlalu banyak, kata Novi, bahan baku yang ada di dalam C bisa tidak mencukupi. "Apaagi orangtuanya suka ikut-ikutan masuk ke dalam wahana. Padahal, sebenarnya mereka tak boleh masuk. Akhirnya, kami bukan hanya mengurusi anak-anak tapi juga orangtuanya."

Yang sedikit membuat Novi kesal, kadang ada orangtua yang mengancam tak mau datang lagi jika tak diizinkan masuk. "Kami akan izinkan orangtua ikut masuhk CL jika si anak memang berkebutuhan khusus atau mudah menangis saat ditinggal ibunya."

Tak ada batas maksimum usai anak yang boleh masuk ke CL. "Malah ada anak SMA yang datang hanya buat foto-foto di sini. Atau cokelatnya dijadikan kado buat pacarnya," ujar Novi sambil memperlihatkan template funny faces dan alfabet untuk mencetak cokelat seharga Rp 65 ribu. "Yang harganya Rp 125 ribu bentuknya farm, castle, dog house, dan food station," lanjut lulusan akunting sebuah unibersitas di Australia ini.

Noverita K Waldan / bersambung