Serunya Berwisata ke Melaka

By nova.id, Jumat, 23 November 2012 | 01:16 WIB
Serunya Berwisata ke Melaka (nova.id)

Serunya Berwisata ke Melaka (nova.id)

"Foto: Debbi "

Melaka adalah kota sejarah dengan bangunan yang ditinggalkan Belanda. Ada Museum Kesultanan dan lain-lain yang semuanya  menjual wisata.

NOVA dan empat puluh dua media dan corporate diundang Tourism Malaysia dan Yayasan Melaka, Jumat- Senin (13-16 Januari) lalu. Dengan tema Fam Trip To Melaka yang sarat dengan Heritage, Melaka sudah membuka rute penerbangan Medan-Melaka dan sebaliknya setiap Senin dan Jumat.

" Saat ini sudah ada penerbangan langsung melalui Melaka Air yang mencarter pesawat Fire Fly. Penerbangan ke Melaka dari Medan dilakukan Senin dan Jumat. Pembukaan penerbangan langsung ini akan launching Jumat (20/1) di Hotel Arya Duta Medan sekaligus pembukaan sekretariat sekaligus pengukuhan pengurus Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) di Medan. Kami akan bawa 400 orang rombongan untuk menyemarakkan peresmian Melaka Air dan pengukuhan DMDI di Medan," kata Eksekutif Pelancongan Yayasan Melaka Air, Noraidah binti Hasyim.

Saat menginjakkan kaki di Melaka, jarum jam bergesar maju satu jam dari Medan.. Kota yang bersih, indah, dan nyaman ini dihuni sekitar 820 ribu penduduk. Tak ada angkutan kota atau bus yang sering kita jumpai di Indonedia tapi yang ada hanyalah taksi dan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor. Melaka adalah bagian dari Negara Malaysia ini memiliki luas wilayah 1664 km.

Keunggulan negara bagian Melaka seperti yang sudah diketahui dalam sejarah merupakan sisa koloni tiga negara yakni Portugis, Belanda dan Inggris. Sampai saat ini banguan bersejarah tiga koloni itu bisa dilihat berupa Monumen A Famosa yang merupakan benteng peninggalan Portugis.

Tak hanya itu, monumen peninggalan Belanda seperti Stadthuys, Gereja St Paul dan Christ Chuech masih bisa disaksikan sampai saat ini. Masing-masing bangunan  sejarah di Melaka mendapat pengaruh arsitektur dari tiga koloni tersebut. "Melaka dan George Town ditetapkan sebagai Kota Warisan Dunia ( World Heritage City ) oleh Unesco tahun 2008 lalu. Melaka juga disebut Negeri Bandar Kota Technologi Hijau," papar Idah.

Dan, tentu saja saat yang ditunggu-tunggu yakni mengunjungi penjualan suvenir Shop at Heritage Samudera di Jongker Street atau Jalan Hang Jebat. Wisatawan bisa membeli segala macam fhasion, sepatu, sandal, jam tangan, asesories, kacamata, berbaga dan lain-lain.

Para pedagang menggelar dagangan hanya Jumat, Sabtu dan Minggu malam saja. Mereka pedagang kaki lima dan memberikan penawaran dengan harga terjangkau. "Yang penting pintar-pintar menawar sajalah," kata Wesly, salah satu pengunjung asal Medan di K5 itu.

Ada lagi River Cruise di Bandara Hilir, Visiting Melaka House atau rumah Melaka di Bukit Katil. Di atas bukit disebelah rumah Melaka terdapat perigi. "Air diperigi itu tak akan kering walau berada di atas bukit. Airnya dingin, jernih dan banyak mineral. Kabar-kabarnya sih air itu bisa mendapatkan jodoh jika diminum."

Nah, rumah Melaka yang terdapat disamping perigi yakni rumah tanpa paku. "Rumah yang dibangun itu tak pakai paku, jadi paku dimasukan dalam sisi papan yang satu ke sisi papan yang lain."

 Selanjutnya wisatawan bisa berkunjung ke Museum Lebah dan Wisata Taman Buaya Melaka (TBM). TBM dibangun sejak 1987 dan terdapat 116 ekor buaya. "Taman ini memiliki lahan seluas 13 hektar dan memiliki empat spesies buaya," ujar Sales and Marketing Executif  TBM, Ida Sukma Abdul Halim.

Menurut wanita berdarah Batak ini, termasuk satu spesies lagi Aligator Cayman. Setiap minggu biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi daging sebanyak 20 persen dari bobot tubuhnya yang berkisar 200 kg. Saat weekend dan hari libur TBM dikunjungi sekitar tiga ribu pengunjung dan di hari biasa dikunjungi sekitar seribu orang. 

Pada malam harinya berkunjung ke Night Zoo yang luasnya sekitar 54 hektar yaitu berkunjung ke kebun binatang pada malam hari. " Kita diajak melihat aktivitas dan makan hewan-hewan di kebun binatang pada malam hari," ujar PR Manager Tourism Malaysia Medan, Ade Nova Zein.

Berbagai lokasi cukup menyenangkan ada di Melaka yakni Dataran 1 Malaysia dan Kapal Selam. "Kapal selam termasuk yang paling istimewa di Melaka. Kalau di Indonesia kapal selam ini adanya di Surabaya. Lalu, dilanjutkan berkunjung ke The Duck Tours atau disebut Kapal Kodok yakni mengendarai mobil yang bisa berjalan di darat dan di air. Jadi, kegunaannya ada dua fungsi. Sambil berlayar di air kita bisa memandang keindahan alam sekitar lautan serta melihat Mesjid terapung atau Mesjid Selat," ujar Nova.

Untuk menikmati peninggalan sejarah tersebut. Melaka juga mempersiapkan destinasi wisata yang baru untuk disinggahi wisatawan. Mulai dari beragam Museum seperti Museum Samudera, Baba Nyonya Heritage Museum, Istana Sultan Melaka, Museum Lebah Sedunia, Taman Buaya Melaka dan Rumah Tradisional Melaka.

Sebelum bertolak ke Medan, Minggu malam (15/1) rombongan delegasi dari  Medan dapat kehormatan jamuan makan malam bersama Ketua Menteri Melaka yang diwakilkan oleh wakilnya Datuk Wira Latif bin Tamby Chik di Cafe Botanical, Melaka.

"Melalui kegiatan Fam Trip ini saya berharap rekan-rekan media dan agen travel melihat langsung kecantikan dan kemajuan yang sudah dibangun oleh Negeri Melaka. Apalagi, setelah rute penerbangan langsung dari Medan-Melaka dibuka, banyak warga kedua belah pihak saling mengunjungi. Secara keseluruhan dari Indonesia ada 1,558 juta orang yang mendatangi Melaka tahun lalu."

Setelah dibuka rute penerbangan langsung, pihak Yayasan Melaka mempersiapkan paket-paket tour yang menarik untuk berkunjung ke Melaka. Begitu pula sebaliknya diharapkan kota Medan juga melakukan persiapan yang sama.

Debbi Safinaz