Kisah Omih Membela Kaum Buruh (1)

By nova.id, Rabu, 24 Oktober 2012 | 20:45 WIB
Kisah Omih Membela Kaum Buruh 1 (nova.id)

Kisah Omih Membela Kaum Buruh 1 (nova.id)
Kisah Omih Membela Kaum Buruh 1 (nova.id)

"Tanpa lelah, dukungan untuk Omih terus mengalir dari teman-teman kerjanya. Rasa haru dan tangis bahagia pun menyertai kebebasannya, Sabtu (6/10) lalu. (Foto: Dok Pri) "

Ancaman Spontan

 Merasa kondisi kerjanya makin tak nyaman, Omih memutuskan ikut mogok kerja pada 12-20 Juli lalu. Bersama kawan buruh lainnya, ia menuntut dibayar rapelan untuk tiga bulan upah yang ditunda pembayarannya, perbaikan kondisi kerja, dan hak normatif lainnya. Alih-alih didengarkan tuntutannya, ia malah diberhentikan sepihak oleh PDK.

 Dalam keputusasaan, Omih mengirim sebuah pesan singkat (SMS) kepada lima teman kerjanya, 13 September lalu. SMS yang sama juga ia kirim ke dua orang dari pihak manajemen PDK (Edy Suyono - Manager HRD dan Guan An - Manager Produksi). Isi SMS itu, "Hati-hati untuk yang di dalam PDK, malam ini sedang dirakit bom untuk meledakkan PDK esok hari."

 Omih mengaku tak ada niat sungguhan. "Spontan saja." Akibatnya, kepolisian bersama tim gegana menggeledah rumah yang ditempati Omih dan keluarganya, 28 September. Tak menemukan Omih dan rakitan bom, polisi meminta Omih menyerahkan diri malam itu juga. "Padahal, polisi enggak bawa surat izin geledah rumah dan surat penangkapan."

 Esoknya, Omih diciduk aparat dan dibawa ke Polres Kota Tangerang. Saat itu, tuturnya, "Saya ditakut-takuti akan dapat enam tahun penjara gara-gara sudah merepotkan banyak orang dan main-main dengan polisi." Seketika tubuh Omih lemas. "Untuk makan saja sulit, apalagi bikin bom. Uang dari mana? Dasarnya SMS saya itu karena rasa kesal sama perusahaan tapi saya bukan teroris!" kata Omih yang kemudian dipindah ke Lapas Wanita Tangerang sebagai tahanan titipan.

Terus Maju

 Tanpa lelah, rekan kerja Omih sesama buruh mendatangi Lapas dan berdemo demi kebebasan Omih. "Saya sampai ditegur Ibu Kalapas. Dia merasa repot dengan keberadaan saya karena sudah mengundang demo di luar gerbang." Omih juga diminta untuk mencegah teman-temannya demo.

 Pihak manajemen PDK sempat mendatangi rumah Omih. Mereka berunding dengan orangtua Omih, menawarkan damai atas kasus Omih yang sudah ramai menjadi pemberitaan di banyak media.

 "Syaratnya, keluarga datang ke perusahaan. Tapi Ibu dan Bapak sudah menyerahkan persoalan ini ke serikat (buruh)," bebernya. Kini, pasca pembebasannya, Omih merasa sangat bersyukur. "Ini semua berkat kawan-kawan," kata Omih yang meski tak bekerja lagi di PDK, tetap berharap 1.300 temannya yang di-PHK sepihak dapat bekerja kembali. "Saya ingin terus maju, tak akan mundur selama proses ini berjalan. Kami semua ini perempuan yang jadi tulang punggung keluarga."

Ade Ryani / bersambung