Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media (1)

By nova.id, Sabtu, 20 Oktober 2012 | 02:27 WIB
Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media 1 (nova.id)

Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media 1 (nova.id)
Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media 1 (nova.id)

"Rouden dan Victor berharap polisi segera menangkap CS. (Foto: Sukrisna/NOVA) "

Disindir Saat Upacara

Tuhan mendengar doa Rouden. Minggu (30/9), ASS akhirnya pulang diantar seorang ibu penjaga warung di Terminal Depok. "Anak saya linglung makanya ibu itu mengantar pakai angkot ke rumah. Rupanya dia pernah lihat pengumuman anak hilang yang kami sebar."

Kedatangan ASS disambut sukacita oleh keluarga. "Lega rasanya saat lihat dia pulang." Namun ada perasaan getir manakala ASS menceritakan bagaimana selama menghilang ia diperlakukan tak senonoh oleh CS dan teman-temannya. "Semua media sudah memberitakan anak saya diperlakukan seperti apa. Kenyataannya, ya, memang begitu. Sebagai ibu, tentu hati saya teriris-iris saat mendengar cerita langsung dari ASS. Tapi kami tak mau masalah ini diungkit-ungkit lagi karena akan membuat anak kami makin trauma."

Perlahan, Rouden pun menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat anaknya. "Saya minta agar dia melupakan kejadian itu dan fokus ke masa depannya. Puji Tuhan, dia mulai berani ke luar rumah meski semua tetangga tahu apa yang dia alami." Kejiwaan ASS, lanjut Rouden, juga sudah makin tenang. Terutama setelah dikunjungi tim psikolog Komnas Perlindungan Anak. Bahkan setelah kunjungan itu, ASS siap masuk sekolah lagi.

(Hari itu, gadis berperawakan tinggi ini bersikap biasa saja. Ia keluar-masuk rumah mencari teman karibnya. Kemudian bersama dua temannya, ia masuk ke dalam kamar. Sebelumnya, ia tampak merebut ponsel yang tengah digenggam ibunya.)

Senin (8/10) silam, ASS pun kembali ke sekolah untuk yang pertama kalinya, pasca dibawa kabur CS. Namun seusai upacara bendera, kata Rouden, kepala sekolah menyampaikan pengumuman, pihaknya tak akan menerima siswa yang mencoreng nama baik sekolah. "Memang, sih, dia tidak menyebut nama tapi semua mata siswa tertuju ke anak saya."