Murid Kelas 3 SD Nyaris Dipenjara Gara-gara Es

By nova.id, Senin, 24 September 2012 | 03:37 WIB
Murid Kelas 3 SD Nyaris Dipenjara Gara gara Es (nova.id)

Murid Kelas 3 SD Nyaris Dipenjara Gara gara Es (nova.id)

"Ilustrasi "

Dua bocah yang masih duduk di kelas III Sekolah Dasar (SD) nyaris dipenjarakan oknum sekuriti yang bertugas di Swalayan Marelan Plaza di Medan Marelan. Penyebabnya, hanya gara-gara ketahuan belum membayar es yang harganya Rp 2.700.

Untungnya, saat kedua anak itu menangis setelah diseret oknum sekuriti tersebut ke Pos Pengamanan, ada seorang pembeli yang merasa kasihan melihat dua bocah itu. Lalu, si pembeli tersebur membayar jajanan kedua bocah itu, sehingga mereka terhindar dari penjara.

Rf (8), salah seorang bocah yang hendak dipenjarakan tersebut, mengatakan peristiwa itu terjadi Sabtu (22/9/2012) malam. Kala itu, dia beserta tiga temannya bermain-main ke swalayan yang dekat dari tempat tinggal mereka di Kelurahan Tanah Enamratus, Kecamatan Marelan.

Puas bermain, kelimanya pun menuju swalayan tersebut hendak membeli es untuk pelepas dahaga. Mereka tertarik dengan Ice Rainbow Power 60 ml. Harganya Rp 2.700 per bungkus.

Begitu melihat es itu, masing-masing dari mereka mengambil satu bungkus es dimaksud. Setiba di kasir, Rf hendak membayar es Iw. Namun, temannya yang lain, termasuk Iw, langsung keluar dari swalayan.

Saat itulah, Ririn, pelayan di swalayan itu, memanggil sekuriti yang bertugas di sana. Lalu mengepung bocah-bocah itu. Bak maling kelas kakap, lima bocah tadi pun ditangkap dan diseret ke Pos Satpam.

Setelah diinterogasi dan dibentak, bocah-bocah itu menangis. Peristiwa itu mengundang perhatian orang banyak. Akhirnya, Nirwansyah (36), yang saat itu berbelanja dengan istri dan anaknya di swalayan itu, merasa iba melihat tangisan kedua bocah tersebut.

"Kenapa anak-anak ini, pak?" Nirwansyah menanyakan pada Satpam itu. "Anak-anak ini maling es di swalayan, pak," jawab salah seorang petugas keamanan yang langsung menuding kedua bocah itu sebagai maling.

"Berapa rupanya harga es itu? Kok, sampai (mereka) diinterogasi kali, sampai-sampai pada bertangisan gini?" Tanya Nirwansyah lagi. Lalu, anggota sekuriti itu menjawab, "Yang dicuri pun mememang tak seberapa, pak. Hanya Rp 2.700 per bungkus. Tapi biarkan saja, pak. Biar dipenjarakan saja anak-anak ini."

Mendengar jawaban satpam tersebut, Nirwansyah pun menghela napas panjang. Kemudian dia mengatakan, "Tak pantas kalian mengatakan seperti itu pada anak-anak ini. Masak anak-anak kecil ini mau kalian penjarakan, Ntar kalian kualat. Sudah, sini biar saya yang bayari es itu."

Usai berkata begitu, Nirwansyah menuju ke kasir dan membayarkan es yang diambil oleh bocah -bocah itu. Saat itulah diketahui, ketiga anak lainnya sudah membayar es tersebut. Hanya Iw yang tak bayar karena tak punya uang. Setelah itu, Nirwansyah mengajak kelima bocah tadi keluar dari Pos Satpam.

Kemudian, Nirwansyah menasihati bocah-bocah itu tak mengambil barang apapun di mana saja.

"Tidak om, tadi kami mau bayar semua, om. Tapi belum dibayar, kawan-kawan ini sudah sibuk mau keluar saja. Itulah om, terus kami dikepung dan ditangkap. Lalu dibawa ke Pos Satpam," jelas Rf pada Nirwansyah.

Rf juga menjelaskan, awalnya mereka membayar masing-masing. Rencananya, kembalian dari uang mereka akan dikumpulkan untuk membawar es milik Iw. Namun, sebelum itu, Iw menunggu mereka di luar.

"Dia tak punya uang. Kembalian saya saja Rp 1.300 ini, om yang akan saya tombok untuk dia, ini buktinya," imbuh Rf sambil menunjukan struk belanja.

Dia mengatakan, tak sempat menceritakan kejadian itu pada petugas sekuriti swalayan. Pasalnya, mereka duluan ketakutan dan menangis karena dimarahi oleh sekuriti yang mengaku polisi itu," kata murid SD itu.

                                .

                                                                      .

Serambi Indonesia