''Aku Ingin Dia Dihukum Seumur Hidup !" (2)

By nova.id, Kamis, 13 Desember 2012 | 06:23 WIB
Aku Ingin Dia Dihukum Seumur Hidup ! 2 (nova.id)

Aku Ingin Dia Dihukum Seumur Hidup ! 2 (nova.id)

"Kompol Shinto menjerat tersangka dengan UU Perlindungan Anak. (Foto: Henry Ismono/NOVA) "

Hamil & Emosi Labil

Rabu (5/12), Polres Metro Tangerang yang menangani kasus meninggalnya Aini Junistisia (4), melakukan tes kejiwaan atas LN (26), di Polda Metro Jaya. "Untuk memastikan apakah tersangka sehat dari faktor kejiwaannya," tutur Kasatreskrim Polres Tangerang Kompol Shinto Silitonga, SIK, Msi.

Menurut Shinto, LN terancam hukuman 15 tahun penjara sesuai dengan UU Perlindungan Anak. Kepada penyidik, LN mengaku sedang hamil 6 bulan dan karena itu sering mengalami perubahan emosi. "Ketika hamil satu bulan, saya sudah mengasuh kedua anak Nahnu. Saya tahu, saat menikah dengan Nahnu, dia punya dua putri yang masih kecil. Sebenarnya saya juga sayang kepada anak-anak," tutur LN.

Bulan berikutnya, kisah LN, Tiara dan Junis sempat diasuh kakak Nahnu. Selanjutnya, sekitar tiga bulan lalu, sang suami mengontrak rumah di kawasan Pondok Aren, tak jauh dari tempat kerjanya. "Anak-anak kembali tinggal bersama kami. Bulan pertama berjalan mulus, tak ada masalah apa-apa."

Namun bulan berikutnya, LN mengaku emosinya semakin labil. "Melihat anak-anak susah diatur, suka main, dan aktif bergerak, saya jadi gampang marah dan lepas kontrol. Mereka saya cubit dan pukul," ungkap LN seraya mengaku berulang kali memukul anak-anaknya, termasuk Tiara.

Puncaknya terjadi Sabtu (24/11) lalu. LN mengaku kembali tak bisa mengendalikan emosinya. Ia melakukan penganiayaan berat yang menyebabkan Junis tak sadarkan diri dan akhirnya tewas. Katanya, ia mengikat tangan dan kaki Junis, mencolok mata, membenturkan kepala ke dinding, dan memukul tubuh mungil anak malang itu dengan talenan.

Ia baru panik setelah melihat Junis tak sadarkan diri. Ia pun sempat menekan Tiara agar tak melapor kepada ayahnya soal kejadian yang sebenarnya. Tiara diminta mengatakan Junis jatuh dari tempat tidur.

Namun tentu saja pihak RS dan polisi tak bisa dikelabui. Ia pun harus melewati masa kehamilan dan bisa jadi sampai proses persalinan di balik jerusi besi. "Saya menyesal. Ini kebodohan dalan hidup saya," katanya sambil menangis.

 Henry Ismono

 Henry Ismono