Sebelum Fany, Aceng Fikri Nikahi Shinta Larasati Hanya Dua Bulan

By nova.id, Kamis, 6 Desember 2012 | 09:36 WIB
Sebelum Fany Aceng Fikri Nikahi Shinta Larasati Hanya Dua Bulan (nova.id)

Sebelum Fany Aceng Fikri Nikahi Shinta Larasati Hanya Dua Bulan (nova.id)

"Aceng Fikri (Foto: Renty) "

Bupati Garut Aceng HM Fikri bukan hanya sekali tersandung kasus pernikahan singkat. Sebelum Fany Octora, seorang wanita di Karawang, Jawa Barat, Shinta Larasati mengaku dinikahi Aceng. Usia pernikahan pun singkat, 2 bulan saja.

"Anak saya menikah pada Maret sampai Juni 2011," kata Bambang Kusbayono, ayah Shinta.

Bambang sangat yakin itu adalah Aceng yang sama yang saat ini menjadi perbincangan publik. Bambang juga memiliki bukti-bukti pernikahan, surat dari Kantor Urusan Agama(KUA), foto-foto pernikahan, hingga surat talak perceraian yang dimilikinya.

"Saya juga beberapa kali ke rumahnya di pendopo, di Garut sana. Anak saya juga punya rumah di wilayah Copong, Garut," kata Bambang. "Saya ada bukti-bukti semuanya. Semua buktinya lengkap,"tambahnya.

Shinta saat ini masih berada di Bandung. Shinta, kata Bambang, merupakan pernah menjadi murid di sebuah Pondok Pesantren di Suryalaya, Tasikmalaya. "Saat ini anak saya bekerja di perusahaan swasta," kata Bambang.

Menanggapi pengakuan baru ini, pihak Bupati Aceng membantah keras. Menurut pengacara Aceng, Ujang Suja'i pengakuan dari Karawang itu sama sekali tidak benar.

"Kata Pak Bupati itu tidak benar," kata Ujang.

Ujang menegaskan, Bupati Aceng sudah menerima laporan dan melihat televisi yang menayangkan pengakuan Bambang. Ujang menegaskan, bukti-bukti yang diperlihatkan di televisi itu sama sekali tidak benar.

"Foto-foto itu perlu diverifikasi lagi, perlu diklarifikasi lagi. Mungkin foto-fotonya tidak benar," kata Ujang lagi.

Seperti diketahui, pernikahan Aceng dengan Fany berlangsung pada 14 Juli 2012. Tapi pernikahan itu hanya berlangsung empat hari.

Sementara itu, Wakil Menteri Agama Nasarudin Umar menilai kekecewaan publik terhadap Aceng sangat normal. "Ini pelajaran berharga bagi pejabat publik. Mudah-mudahan ini yang pertama dan terakhir," ujar Nasarudin di Gedung DPR.

Nasarudin mengingatkan agar pejabat menggunakan kecerdasan dan tidak mengambil keputusan tanpa perhitungan jangka panjang.