Anna Dianiaya Suami Gara-gara Minta Cerai

By nova.id, Jumat, 30 November 2012 | 11:27 WIB
Anna Dianiaya Suami Gara gara Minta Cerai (nova.id)

Anna Dianiaya Suami Gara gara Minta Cerai (nova.id)

"Anna (Foto: Laili) "

Habis manis sepah dibuang, mungkin kata-kata itu lebih tepat menggambarkan nasib Sonni Anna. Wanita berusia 40 tahun ini harus menderita trauma psikis dan fisik karena menjadi korban KDRT suaminya, AZ. Padahal Anna telah mendampinginya dalam suka dan duka. Giliran senang, AZ kepincut mahasiswa sebuah Universitas Islam di  Jakarta bernama N K.  

"Tadinya waktu menikah, kami itu miskin dan tidak punya apa-apa. Hidup kami tenang, kami juga rekan sekerja," ungkap Anna ketika ditemui tabloidnova.com di SPK Polda Metro Jaya, Jumat (30/11). AZ sendiri saat itu adalah rekan sekantor Anna di lingkungan dinas tenaga kerja. Sesuai prosedur ketenagakerjaan, Anna pilih dipindahkan ke bagian lain.

Lalu, dengan keahlian AZ sebagai peneliti ia mendirikan sebuah pabrik pupuk NPK yang diberi nama Bio P 2000 Z. Lama kelamaan, usaha ini berkembang dan mulai memproduksi pupuk anorganik lebih banyak. Pundi-pundi AZ dan Anna pun mulai bertambah. Selain itu, setelah menikah tahun 2000 silam, AZ dan Anna dikaruniai 3 orang putra, ZR (11),  DF (7), dan  MN (4). Hidup semakin terasa lengkap karena ketiga putranya itu lucu dan sehat.

Sayang, masalah mulai muncul ketika Anna mengandung anak terakhirnya. AZ jarang menengok dan kerap sibuk diluaran."Anak ketiga saya ini bahkan tidak tahu bapaknya dan tidak kenal," ujar Anna.  

Awal Permasalahan

Terdengar kabar jika AZ memiliki kekasih gelap yang masih sangat belia. Bahkan Anna mendengar seorang Kiai menolak permintaan AZ untuk dinikahkan dengan salah satu santrinya. Usut punya usut ternyata AZ menikah di tempat lain. Anna berhasil mengendus dan mulai mempermasalahkan hal ini.

Situasi rumah tangga Anna pun kian memanas, bahkan Anna sempat menerima bogem AZ ketika mereka berselisih paham. Ujung-ujungnya Anna melaporkan AZ soal KDRT pada Polsek Bekasi Timur pada tanggal 23 Mei 2010. Sayangnya, Anna tak tega meneruskan karena desakan keluarga untuk mempertahankan rumah tangga dan tidak menambah aib keluarga.  

Semenjak itu Anna meminta semua diselesaikan baik-baik. Jika harus bercerai, sebaiknya mereka bercerai baik-baik. "Tapi sudah sejak awal 2012 diajukan, urusan perceraian itu tidak selesai-selesai. Saya merasa tidak dapat janda, juga tidak dapat apa-apa," keluh Anna yang harus banting tulang menafkahi ketiga anaknya.

Hakim pun belum dapat memutuskan perceraian mereka karena salah satu saksi yang diajukan Anna tidak mau bersaksi. "Saksi yang juga tukang cuci itu takut. Bahkan tetangga tahu kalau dia sempat diancam pakai golok kalau berani melawan dirinya. Ya, dia sekarang cenderung arogan," ungkap Anna sedikit pilu.

Tak putus asa, Anna mulai bertindak melaporkan AZ ke instansi hingga tingkat Menteri. Hasilnya, AZ diberi sanksi diberhentikan dari jabatannya di bidang penelitian. AZ sendiri saat ini berpangkat golongan 3B namun masih aktif sebagai PNS. Setelah diberi sanksi, AZ mulai jarang masuk kerja dan lebih sibuk mengurusi usaha pribadinya.

Tak Punya Rumah Tinggal di Teras

Ternyata kondisi Anna tidak banyak berubah. Selain nasib perceraian justru terkatung-katung. AZ malah balik menuduhnya minggat atau kabur dari rumah mereka di jalan Kampung Pengasinan RT 004/RW 01 No.12, Rawalumbu, Bekasi. Padahal kejadian sebenarnya, AZ memutus air dan listrik di rumah tersebut hingga Anna menawarkan opsi untuk pindah atau menyelesaikan. Kesepakatan akhirnya didapat pada 19 Juni 2012, Anna pindah dari sana dan AZ tetap memberikan 2/3 penghasilannya sebagai PNS sebagai biaya hidupnya bersama anak-anak. "Itupun dia memberikannya suka tidak tentu, dan saya tidak mempermasalahkannya," ungkapnya.