Gadis yang Mengaku Dijual Ayahnya Berbohong?

By nova.id, Jumat, 16 November 2012 | 12:27 WIB
Gadis yang Mengaku Dijual Ayahnya Berbohong (nova.id)

Gadis yang Mengaku Dijual Ayahnya Berbohong (nova.id)

"Ilustrasi "

EH (12), remaja perempuan yang mengaku dijual ayahnya untuk melayani hidung belang setelah ibunya tewas karena kecelakaan, ternyata cenderung berbohong.

Itu terungkap setelah Sunarno (52) dan Suyatinah (44), pasangan suami istri yang mengaku orangtua kandung EH, mendatangi Kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Jumat (16/11/2012) sore.

Keduanya sangat yakin EH yang kini dalam perlindungan Komnas PA di Rumah Aman, adalah anak kandung mereka.

"Dia anak kami. Dia meninggalkan rumah sejak 9 November lalu dan tak kembali," kata Sunarno yang diaminkan Suyatinah, saat menemui Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait di kantornya.

Sunarno yang sehari-hari bekerja sebagai sopir taksi, mengaku sangat yakin bahwa EH adalah putrinya, setelah melihat tayangan salah satu stasiun televisi, Jumat pagi.

"Saya nonton sama ibunya. Begitu ada tayangan itu, saya bilang sama ibunya, bu, itu anak kita," ungkap Sunarno.

Sunarno bersama istrinya lalu mendatangi stasiun TV yang dimaksud, untuk mencari keberadaan anaknya. Oleh wartawan stasiun TV, pasutri dibawa ke Kantor Komnas PA.

Diberitakan sebelumnya, EH mengaku kabur dari rumah karena dijual ayahnya, untuk melayani lelaki hidung belang. Itu terjadi sepeninggal ibu EH yang tewas karena kecelakaan.

EH mengaku sejak Agustus dipekerjakan sebagai PSK oleh ayahnya. Setiap bulan, ia dipaksa melayani hasrat seksual 5-6 pria hidung belang. Ironisnya, yang harus dilayani EH kebanyakan adalah teman-teman ayahnya, yang katanya sesama tukang ojek.

EH yang mengaku anak tunggal, dijual kepada para penghuni tempat kos. Bayarannya Rp 300 ribu-Rp 400 ribu sekali kencan.

Tak tahan dengan derita yang dialaminya, EH nekat melarikan diri dari rumah kontrakan ayahnya di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (13/11/2012) lalu.

Ia pergi ke Terminal Kalideres. Seorang anggota bantuan polisi (banpol) kemudian mengantarnya ke Kantor Stasiun Televisi Indosiar.