Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media (1)

By nova.id, Sabtu, 20 Oktober 2012 | 02:27 WIB
Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media 1 (nova.id)

Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media 1 (nova.id)
Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media 1 (nova.id)
Kisah Duka Dua Bunga Korban Sosial Media 1 (nova.id)

"Di dalam gang ini rumah keluarga ASS tinggal. Mereka kini berharap hidupnya bisa kembali normal. (Foto: Sukrisna/NOVA) "

Perlindungan Khusus

Sorenya, sesampainya di rumah, ia menemukan surat skorsing dari pihak sekolah karena ASS dianggap bolos sekolah dan tidak mematuhi tata tertib. "Lha, tata tertib mana yang dilanggar anak saya? Pihak sekolah mengakui, kok, anak saya tidak pernah bolos."

Laporan Rouden ke Komnas PA itu membuat kasusnya kembali marak jadi berita pekan berikutnya. Direktur Komnas PA Arist Merdeka Sirait protes keras atas tindakan pihak sekolah yang melarang ASS sekolah .

Inilah yang membuat Dinas Pendidikan dan pihak DPRD Depok memfasilitasi perdamaian antara keluarga ASS dan pihak sekolah. Hasilnya, ASS boleh tetap masuk sekolah dan akan mendapat "perlindungan khusus".

Namun sehari setelah perdamaian itu, ASS masih belum mau sekolah. Siang itu ASS memilih mengurung diri di dalam kamar bersama dua temannya. "Kondisi dia sebenarnya sudah membaik, sudah mau bergaul sama teman-temannya. Tapi untuk kembali ke sekolah, dia malu. Mungkin akan kami pindahkan ke sekolah lain," papar Rouden memahami perasaan sang putri.

Kendati secara fisik ASS tampak sudah normal, namun Rouden dan Victor memperhatikan anaknya selalu tampak gelisah saat tidur. "Tidurnya tidak tenang. Kadang suka mengigau tidak jelas. Padahal, selama ini enggak pernah," ungkap Rouden yang berharap kehidupan keluarganya bisa tenang kembali.

Kejar Pelaku

Sejak cobaan-cobaan hidup itu, Rouden memang harus ke sana-ke mari. Rumahnya pun selalu ditongkrongi banyak wartawan. "Malah ada yang bilang, saya memanfaatkan kasus ini untuk mencari ketenaran. Lha, buat apa saya tenar? Saya juga tak pernah mengundang wartawan!" tukasnya.

Cibiran-cibiran itu lah yang membuat Rouden makin yakin, ujian yang tengah ia alami ini merupakan upaya Tuhan untuk menaikkan kelasnya sebagai manusia. Apalagi, tidak semua orang mencibirnya. Banyak juga bantuan yang diterima Rouden. "Ada tetangga yang siap menyediakan mobilnya jika saya perlu. Tetangga sini juga banyak yang membantu. Kakak saya juga selalu siap jika dibutuhkan." Bahkan, lanjutnya, ada pria yang tiap hari datang ke rumah Rouden membantu mengatur wartawan yang ingin mewawancarainya.

Baik Rouden maupun Viktor berharap, polisi bisa segera menangkap CS, pria yang dikabarkan pernah tiga kali dipenjara karena terkait kasus narkoba dan pencurian. "Di Terminal Depok katanya dia paling ditakuti," ujar Victor yang sehari-hari menjadi sopir angkutan umum. Oleh karena itu, polisi, lanjut Victor, harus bekerja keras memburu pria yang sudah menodai putri sulungnya.

 Sukrisna / bersambung