Duka yang sama juga dirasakan Deborah Poilema (48), tetangga sekaligus sahabat akrab Onci Belarundun. "Buat saya, Onci bukan sekadar sahabat. Dia sudah seperti saudara. Hubungan kami seperti ibu dan anak," ujar Deborah yang ikut menunggui kedatangan jenazah di bandara.
Deborah mengisahkan, sudah 10 hari Onci, anak tunggalnya, dan ibunya ke Jakarta. "Menjelang berangkat, dia pamitan. Katanya ingin liburan sekaligus jalan-jalan ke Jakarta. Rencananya di Jakarta Oci juga akan bertemu suaminya, Ruben Tannen, pelaut yang sedang berlayar ke Singapura. Dia juga berencana beli mobil di Jakarta. Kabarnya, sebelum kejadian, dia baru melihat-lihat mobil di show room," kisah Deborah yang ditunjuk menjadi juru bicara keluarga Yohanes..
Tak ada perasaan buruk yang menghinggapi Deborah. Bahkan Kamis itu, ketika mendengar berita di teve terjadi musibah di Halim, "Saya masih tenang. Toh, kejadiannya di Jakarta. Namun, ketika disebut-sebut nama Mayor Yohanes, perasaan saya mulai kalut." Ia pun sangat syok ketika terbetik berita, anggota keluarga Yohanes menjadi korban. "Waktu itu Onci dikabarkan dalam keadaan kritis. Saya terus berdoa semoga Tuhan menyelamatkannya," ujar Deborah yang mengaku tak pernah lepas dari berita di teve.
Namun harapan tinggal harapan. Sekitar pukul 01.00, "Saya kembali mendengar berita, jiwa Onci tak berhasil diselamatkan," kata Deborah dengan mata basah. "Saya tak menyangka orang sebaik dia begitu cepat dipanggil Tuhan," ujar Deborah yang mengenang Oci sebagai sosok yang aktif di kegiatan gereja.
Kepergian Onci sekaligus mengubur cita-citanya untuk menempati rumah baru. "Sebelumnya Onci tinggal bersama mamanya. Dia sudah punya rumah dan baru saja merenovasinya. Rencananya, dia akan menempati rumah baru usai suaminya pulang berlayar. Sayang, sebelum keinginannya tercapai, Tuhan telah memanggilnya."
Di surga, Onci akan menempati rumah barunya...
Henry Ismono