Hari sudah mulai gelap kala musibah itu terjadi. Suasana terasa mencekam di lokasi kecelakaan yang kanan-kirinya persawahan dan rumah penduduk itu. Dalam kondisi amat terpukul, Imam dan tiga santri yang selamat, berusaha menolong korban. "Saya angkat Pak As yang sudah tidak berdaya dengan susah payah. Lalu saya baringkan dia di pos kereta Argopeni. Tiga santri lain menunggui sambil bertangis-tangisan."
Selanjutnya, Imam berlari lagi ke tempat kecelakaan. "Saya berusaha mengeluarkan Mbak Siti dan anaknya tapi tidak bisa. Lalu saya thenger-thenger, tak tahu apa yang saya lakukan, di pinggir jalan. Hati saya sudah tidak kuat menyaksikan korban yang sudah saya anggap keluarga sendiri. Saat itulah warga mulai berdatangan."
Rini Sulistyati / bersambung