Kuliner Khas Tuban Belut dan Rajungan Jadi Andalan

By nova.id, Jumat, 18 Mei 2012 | 00:24 WIB
Kuliner Khas Tuban Belut dan Rajungan Jadi Andalan (nova.id)

Kuliner Khas Tuban Belut dan Rajungan Jadi Andalan (nova.id)
Kuliner Khas Tuban Belut dan Rajungan Jadi Andalan (nova.id)

"''Kata pembeli, komposisi bumbu saya pas dilidah,''ujar Suwarti. (Foto: Gandhi/NOVA) "

Bumbu Pedas

Selain belut, kuliner khas Tuban lainnya adalah rajungan. Kepiting laut tersebut selalu menjadi incaran penyuka kuliner. Fisiknya memang me­nyerupai kepiting. Hanya saja warnanya lebih cerah serta bentuk kaki maupun tubuhnya cenderung lebih panjang. Salah satu yang jadi in­caran pem­beli adalah Warung Rajungan Manunggal di Jl. Manunggal, Tuban.

Warung milik Suwarti (57) ini setiap hari dibanjiri pembeli dari berbagai daerah. Apalagi, lokasi warungnya sangat strategis. Tepatnya di tepi jalan raya yang menghubungkan antara Surabaya dan Jakarta. "Banyak pembeli mengatakan, komposisi bumbu rajungan saya pas di lidah. Selain itu, pelanggan juga suka karena bumbunya pedas sekali," lanjut ibu tujuh anak ini sambil tersenyum. 

Janda yang suaminya sudah meninggal ini, membuka warung rajungan sejak 2009. Pada awal berdiri, dalam sehari Suwarti hanya bisa menghabiskan sekitar 5 sampai 10 ekor rajungan. Usahanya lalu dengan cepat berkembang. Kini, dalam sehari bisa menghabiskan sekitar 100 rajungan.

Dengan rendah hati Suwarti bertutur, usahanya berkembang "hanya" berkat ketekunannya. "Saya, kan, enggak punya pekerjaan lain. Ini satu-satunya pekerjaan yang bisa saya lakukan untuk membesarkan anak-anak. Makanya saya mesti tekun," papar Suwarti yang menyajikan menu pelengkap sate kambing serta cumi.

Selama ini, Suwarti tak pernah kesulitan mendapatkan bahan baku. Ia mendapat pasokan ratusan ekor rajungan per hari dari para pengepul rajungan Pantai Paciran, Lamongan dan Kradenan. "Untuk menjaga kualitas, rajungan yang dikirim ke mari masih dalam keadaan hidup dan  segar," imbuhnya.

Suwarti mengaku dalam sehari bisa meraup pendapatan kotor Rp 5 juta. "Alhamdulillah, berapa pun saya nikmati saja," ujar Suwarti. Soal harga, Suwarti mematok Rp 55 ribu untuk satu porsi berisi seekor rajungan besar dan seekor rajungan kecil.

Omong-omong apa, sih, bedanya rasa kepiting dan rajungan? "Sebagian pembeli berkomentar, rajungan lebih gurih ketimbang kepiting," katanya.

Gandhi Wasono M.