Acara puncak PIN 2010, menurut Ika Wahyuningrum, memang hanya berlangsung tiga hari di Jakarta. Namun, "Saya pulang ke Sidoarjo dapat sesuatu. Banyak dapat ilmu dan wawasan baru setelah sharing dengan para finalis. Kami jadi saling menginspirasi dan menguatkan. Mereka benar-benar hebat, karena bisa multitasking dan bisa menyeimbangkan antara bisnis dan keluarga. Itu, kan, susah dilakukan," kenang Ika.
Pemilik Cita Hati Bunda, lembaga pendidikan non formal bagi anak berkebutuhan khusus ini sangat terkesan saat sesi psikologi bersama pengasuh rubrik psikologi NOVA, Rieny Hassan, dalam rangkaian acara puncak PIN 2010. "Maskara sampai luntur semua (karena menangis). Waktu itu, dikupas apa tujuan kami ikut acara ini. Ikut acara ini, menurutnya, bukan hanya untuk orang lain, melainkan juga untuk diri sendiri," tuturnya.
Sarjana psikologi ini sendiri ikut PIN untuk pengembangan diri. "Sebab, sebagai ibu, kalau kita tidak bahagia, kita enggak bisa membahagiakan keluarga," tandasnya. Saat sesi itu pula, imbuh Ika, Rieny Hassan memberikan strategi menyeimbangkan multitasking yang dilakukan dengan keluarga. "Kami bisa seperti ini, kan, juga karena keluarga. Sayangnya, saat acara penghargaan, keluarga enggak diundang. Ha ha ha...," ujarnya lalu tertawa.
Bertemu Rieny Hassan memang jadi momen sangat spesial bagi Ika. Maklum, sudah sejak lama ia jadi penggemar psikolog yang satu ini. "Saya yakin, suatu hari nanti pasti saya akan bertemu beliau. Hanya saja, saya enggak menyangka bertemunya pada saat saya menang di acara yang diadakan NOVA," lanjut Ika yang sejak ikut PIN, muridnya makin bertambah.
Tak hanya itu, kepercayaan masyarakat untuk menitipkan anak berkebutuhan khusus di Cita Hati Bunda makin besar. Banyak anak yang masuk daftar tunggu untuk menjadi muridnya. Sekalian numpang promosi, menurut Ika. "Dulu, kalau menang PIN, saya pikir bisa sekalian memberikan informasi yang lebih luas tentang anak berkebutuhan khusus. Ternyata, mimpi saya terwujud. Saya senang ikut PIN 2010," ujarnya sambil tersenyum.
Hasuna Daylailatu