Kisah sang putra mahkota nan tragis ini juga membuat salah seorang kawan lama Willy, Tarsih Ekaputra, syok. Tarsih pernah bekerja bersama Willy dan Handoko Limaho, kawan karib Willy, untuk program bernama Impian 1 Milyar. "Willy adalah managing partner dari Handoko sebagai penggagas program ini. Tahun 2011 itu, Willy masih baru di dunia kerja. Dia bilang ingin belajar banyak," cerita Tarsih.
Willy, dalam ingatannya, adalah pribadi yang banyak cerita dan gampang akrab dengan siapa saja. "Dia juga cerita akan mewarisi perusahaan keluarganya. Bahkan, kalau tidak salah, dia cerita sudah dibuatkan rencana memimpin sebuah pabrik baru lagi. Dia bilang, 'Nanti bantu saya urus publikasi, ya'," ujar Tarsih yang memang bekerja di sebuah perusahaan PR consultant bernama Intuisi Public Relation ini.
Ketika bekerja bersama Willy jugalah Tarsih melihat minat Willy sangat besar di bidang produksi. "Dia selintas bilang belum siap masuk pabrik. Sepertinya passion-nya memang di sini. Dia minta waktu pada ayahnya untuk menjajal bisnis sebelum pegang pabrik, lalu dibolehkan. Jadilah Handoko mengajak Willy terlibat proyek ini."
Meski berasal dari keluarga berada, lanjut Tarsih, Willy tak pilih-pilih teman. "Malah saya yang sering mengingatkan dia untuk hati-hati. Tapi jawaban dia selalu enteng saja, 'Ah, aku enggak ada perasaan jelek, Mas,' begitu selalu katanya."
Selama roadshow ke beberapa kota di acara Impian 1 Milyar, Willy juga kerap bercerita pada Tarsih mengenai kehidupannya. Termasuk kisah cintanya. "Tapi terakhir ketemu dua bulan lalu, dia mengaku jomblo. Willy itu masih anak-anak sekali lah. Masih begitu muda," ujar Tarsih maysgul. Dalam pertemuan terakhir itu, Willy bersama Handoko dan tim Impian 1 Milyar membicarakan kemungkinan periode ketiga yang sedianya berjalan tahun depan. "Dengan adanya kejadian ini, entahlah jadinya seperti apa. Belum kami bicarakan lagi," ujarnya.
Sementara itu, Handoko Limaho, kawan akrab Willy tak menjawab ketika dihubungi melalui surel. Kepada Tarsih, Handoko hanya berpesan, "Saya tidak bisa bicara, Mas. Ini permintaan keluarga Willy."
Renty, Ade Ryani, Ajeng, Krisna / bersambung