Untuk mendapatkan pemasok, kata Prabowo, awalnya memang tak mudah. Mereka harus mencarinya sendiri sampai didapatkan tepung sukun berkualitas baik. "Selama ini SUKRI juga belajar menepung sukun dari daerah yang memiliki kualitas terbaik agar hasil pengolahannya juga baik. Semula produksinya sedikit sekali, hanya 2 kg tepung sukun untuk menghasilkan 200-an produk SUKRI," papar mahasiswa angkatan 2008 ini.
Soal harga, SUKRI membanderol produknya dengan harga terjangkau, mulai Rp 500 per donat, sampai Rp 50 ribu untuk berbagai varian cake. "Alhamdulillah respons masyarakat cukup baik, setidaknya banyak yang menanyakan untuk menjadi mitra di luar kota. Padahal saat ini kami masih fokus membesarkan dulu di Jogja," imbuh Prabowo.
Pemasaran yang dilakukan SUKRI saat ini, meski hanya lewat media sosial Facebook (FB) dengan nama SUKRIlicious, namun sudah banyak mengundang perhatian para pemilik akun Facebook. Terbukti dari banyaknya peminat yang ingin jadi agen kue olahan sukun. "Untuk sementara ini masih teman-teman di berbagai kampus di Jogja dulu yang jadi agen kita."
Prabowo menambahkan, ke depannya SUKRI diharapkan bisa terus meningkatkan produksi dan menularkan ke yang lain untuk mendiversifikasi bahan pangan lain menjadi penganan yang bernilai ekonomi tinggi dan menjadi kebanggaan bagi daerahnya dan Indonesia. "Bahan pangan di Indonesia banyak sekali. Semoga ini menjadi triger untuk mengembangkan makanan yang berkualitas dan bergizi."