Mengantar Pulang Korban "Tragedi Tugu Tani" (2)

By nova.id, Rabu, 7 Maret 2012 | 04:06 WIB
Mengantar Pulang Korban Tragedi Tugu Tani 2 (nova.id)

Mengantar Pulang Korban Tragedi Tugu Tani 2 (nova.id)
Mengantar Pulang Korban Tragedi Tugu Tani 2 (nova.id)

"''Setelah tindakannya yang sudah memakan korban jiwa, saya tidak membenarkan kejadian itu,''ujar Agus. (Foto: Renty/NOVA) "

Bagaimana kondisi Ani sekarang?

Yang jelas, Ani masih depresi. Masih menangis kalau ingat kejadian itu.

Dengar-dengar Ani sedang menulis buku?

Saya juga baru tahu. Itu memang bidangnya, menulis cerita.

(Salah satu pengacara Afriyani, Achmad Suyudi SH, yang saat itu duduk di samping Agus, berujar, "Dia mengumpulkan tulisan dari sesama tahanan. Dia minta mereka menulis pengalaman pribadi masing-masing selama di dalam sel, nanti akan dituangkan oleh Afriyani ke dalam bentuk buku." Di penjara, Ani juga diketahui membuat berbagai jenis kerajinan tangan.)

Setiap hari berkomunikasi dengan Ani?

Akhir-akhir ini komunikasi saya dengan dia dan pengacara berkurang karena harus banyak mengejar kegiatan yang tertinggal. Hari ini saya baru bisa ketemu dengan kuasa hukum Ani. Jadi, kalau saya bisa meninggalkan pekerjaan, ya, saya tinggalkan. Adik saya, Ruli, juga tidak ada di sini karena setelah kejadian ini, kami banyak meninggalkan pekerjaan kami.

Yang jelas, Ani bilang dia ingin ketemu dengan saya secepatnya. Insya Allah, dalam waktu dekat ini, saya akan ketemu dia.

Berkas Ani saat ini sudah dilimpahkan ke kejaksaan, berarti bakal segera disidangkan.

Ani dan kami tahu berkas-berkasnya sudah akan masuk ke pengadilan dari kuasa hukumnya. Secara manusiawi, pasti dia punya rasa khawatir, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat sidang perdana. Tapi kami siap, apa pun hukuman untuk Ani nanti. Kami hanya berdoa semoga semuanya lancar.

Saya sebagai kakaknya juga tidak membenarkan apa yang sudah terjadi. Setelah tindakannya yang sudah memakan korban jiwa, saya tidak membenarkan kejadian itu. Biar saja proses hukum berjalan. Tapi kalau perasaan khawatir atau sedih, pasti ada.

 Renty Hutahaean