Malinda Bicara: Kalau Tak Ingat Anak, Saya Sudah Bunuh Diri! (2)

By nova.id, Selasa, 28 Februari 2012 | 06:03 WIB
Malinda Bicara Kalau Tak Ingat Anak Saya Sudah Bunuh Diri! 2 (nova.id)

Malinda Bicara Kalau Tak Ingat Anak Saya Sudah Bunuh Diri! 2 (nova.id)

"Berbagai ekspresi Inong saat duduk di ruang sidang. Sambil menyimak isi persidangan, sesekali ia membetulkan rambut, kerudung, dan riasan wajahnya. (Foto: Daniel Supriyono) "

Oh ya, bagaimana hubungan Anda dengan mantan suami?

Kalau tidak ada dia, saya tidak bisa jadi perempuan kuat seperti ini. Sedikit banyak dia memberi pengaruh. Dulu, sebelum kami bercerai, saya juga sudah bekerja. Perempuan bisa saja minta duit pada suami, tapi saya tak mau tergantung kepada orang lain. Sifat saya memang begitu.

Kalau dengan Andhika, suami siri Anda?

Saya tidak mau beri komentar tentang hal ini. Sudah banyak saya dengar cap buruk tentang hubungan kami. Saya dibilang, "Pantesan saja, sudah kaya, suaminya muda pula." Ditambah orang lihat pekerjaan saya, saya dicap tante girang. Orang gampang saja mikir negatif, padahal tidak tahu yang sebenarnya.

Saat ini, seperti apa Anda dan anak-anak saling menguatkan?

Memang tak gampang tapi mereka belajar menerima semua ini meski awalnya terpukul dan terpojok. Ada saya di dalam hati anak-anak, di manapun mereka sekarang. Saya yakin itu. Begitu pula sebaliknya (Sebagai seorang ibu, Inong tampak begitu merindukan ketiga buah hatinya saat mengatakan hal ini).

Mereka sering menjenguk ke rutan. Kami saling support. Anak saya getol cari uang untuk membeli kebebasan saya, meski sudah saya bilang hadapi saja semua ini. Sekarang mereka tinggal di rumah dengan pembantu, ada juga keluarga yang menjaga. Tapi saya selalu berpesan, mereka harus tetap mandiri. Jangan pernah menadah tangan mengharap bantuan orang lain. Uang itu bisa membeli segalanya tapi tidak bisa membeli harga diri dan hati nurani.

Bagaimana dengan anggota keluarga yang lain?

Orangtua saya telah almarhum. Saya anak ke-4 dari lima bersaudara. Sejak kecil pindah-pindah kota karena pekerjaan Ayah. Waktu SMP saya di Jayapura.

Apa yang Anda sesali dari kasus ini?

Sebenarnya tidak ada keluhan langsung dari nasabah kepada saya. Saya hanya berharap kasus ini jadi pelajaran untuk RM lainnya. Jangan hanya memikirkan target dari kantor (pekerjaan). Nyesel. Tahu begini, enggak usah ngoyo. Saya juga orangnya selalu positif thinking. Menurut saya, saya baik terhadap semua orang. Ternyata saya keliru. Saya terlalu percaya kepada mereka. Mereka yang dulunya memuja saya dan selalu bantu apa saja, sekarang semua berbalik (raut wajah Inong mengeras).

Saya ini tulang punggung keluarga, ibu rumah tangga dihukum begini. Apa artinya dibanding kasus korupsi miliaran rupiah? Saya wanita yang 24 jam sehari melayani nasabah, suami, bahkan saat mengandung dan membesarkan tiga anak. Saya juga membantu keluarga dan berbakti kepada orangtua. Semua saya lakukan buat mereka.