Berpulangnya Sang Petualang (1)

By nova.id, Senin, 13 Februari 2012 | 23:09 WIB
Berpulangnya Sang Petualang 1 (nova.id)

Tak tinggal diam, kami juga meminta bantuan dari anggota Marinir TNI Angkatan Laut. Sambil menunggu, kami sempat menanyakan keberadaan Fanka pada orang pintar. Banyak yang mengatakan Fanka ada di dalam air, terjepit bebatuan. Ada juga yang bilang seharusnya sebelum mulai arung jeram, mereka sowan dulu kepada penunggu alam setempat. Bahkan, salah satu dari mereka bilang, Fanka akan ditemukan hari Rabu atau Jumat sore. Katanya, saat itulah ia akan dilepaskan dari cengkraman si penunggu air.

Penduduk desa setempat juga sempat melakukan ritual adat. Konon kata mereka, lokasi hilangnya Fanka di kawasan Leuwi Peer, Kampung Cibihbul, Desa Tanjungjaya, memang daerah angker.

Entah benar atau hanya kebetulan, tepat jam 17.59 WIB peluit ditiup salah seorang anggota marinir yang menyelam, menandakan tubuh Fanka ditemukan. Tubuhnya terjepit bebatuan di lubang akibat arus (under cut) di dasar sungai dengan kedalaman sekitar 9 meter, tidak jauh dari lokasi jatuhnya Fanka dari perahu karet. Ia masih menggunakan jaket pelampung dan helm, prosedur standar yang digunakan ketika berarung jeram.

Meski lega karena Fanka akhirnya ditemukan, sebagian hatiku hancur karena ia sudah tak lagi bernyawa. Kondisi jasadnya pun sungguh memilukan. Meski tubuhnya masih utuh, namun karena empat hari terbenam dalam air kulitnya mengelupas, tubuhnya membengkak dan kaku. Ah, tak kuat aku mengingatnya.

Fanka, sungguh kami berharap engkau ditemukan dalam keadaan sehat. Namun takdir rupanya berkata lain.... Maafkan Papa dan Mama, Nak. Sekuat tenaga kami mencarimu, namun terlambat.

Ade Ryani HMK / bersambung