Kisah Lisa "Face Off" di Sela Masa Perawatan (2)

By nova.id, Senin, 13 Februari 2012 | 05:27 WIB
Kisah Lisa Face Off di Sela Masa Perawatan 2 (nova.id)

Kisah Lisa Face Off di Sela Masa Perawatan 2 (nova.id)
Kisah Lisa Face Off di Sela Masa Perawatan 2 (nova.id)

"Saat aku menerima penghargaan dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar, di Katumbiri Expo Jakarta. (Foto: Dok Pri) "

Sisi Lain Lisa

Anggapan orang, kata "operasi" mungkin sudah tidak menjadi kata yang menakutkan lagi bagi Lisa. Maklum saja, sejak tahun 2006 Lisa sudah menjalani 16 kali operasi perbaikan wajah. Namun tahukah Anda, sebenarnya Lisa juga takut mendengar kata "operasi". Bukan saja proses operasinya yang menakutkan bagi Lisa. Proses perawatan pasca operasi, terutama yang berkaitan dengan infus, itu pun sangat menakutkan bagi Lisa.

"Saya paling takut kalau sudah diinfus. Soalnya pembuluh darah saya, kan, lembut-lembut. Perawat kadang kesulitan menemukan pembuluh darah di tubuh saya untuk jalan infus. Bahkan pernah sampai tujuh kali jarum infus dimasukkan karena gagal menemukan pembuluh darah. Bisa dibayangkan sakitnya, bukan?" ujar Lisa sambil tersenyum.

Selain takut pada jarum infus, untuk urusan penampilan pun Lisa termasuk perempuan yang sangat menjaganya. Lisa mengaku, sebagai perempuan ia sangatmenyukai penampilan yang terkesan glamor. Bahkan untuk menjaga penampilannya Lisa juga sempat menurunkan berat badannya hingga 8 kilogram. Sejak akhir Ramadan tahun lalu, sejak bulan September Lisa menjalani diet. Saat itu berat badan Lisa 59 kg.

"Dengan berat badan segitu, saya sudah merasa gemuk. Sehingga dalam beraktivitas merasa terbatasi akibat berat badan. Apalagi saya orangnya, kan, gesit," ujarnya. Untuk mendukung dietnya, Lisa mengurangi mengonsumsi nasi maupun ngemil makanan kecil. Padahal saat itu, kata Lisa, ngemil merupakan "hobi" yang cukup sulit ia lepaskannya.

Lisa pun akhirnya memutuskan hanya makan buah-buahan dan mengurangi minuman yang manis-manis. Buah alpukat dipilih Lisa sebagai makanan utama untuk mengisi perutnya. Kendati demikian, Lisa mengaku masih sulit untuk mengurangi minum kopi, terutama di pagi hari. "Kalau pagi hari tidak ngopi, rasanya bisa jadi sakit kepala," ujarnya.