Natasha Tantama, Dua Dunia Si ''Bakul Kue'' (2)

By nova.id, Sabtu, 11 Februari 2012 | 00:09 WIB
Natasha Tantama Dua Dunia Si Bakul Kue 2 (nova.id)

Natasha Tantama Dua Dunia Si Bakul Kue 2 (nova.id)

"Foto: Dok Pri "

Kreasinya kebanyakan model menu makanan seperti bento, ramen, dan hotdog. Spesialis di bentuk makanan, ya?

Enggak juga, sih. Kebetulan saja memang banyak yang pesen modelnya makanan. Tapi saya juga bisa membuat model binatang seperti anjing dan kucing maupun model lain. Tergantung pesanan saja.

Betulkah sculpted cake yang baik adalah yang memerhatikan detail?

Memang benar. Bukan hanya soal bentuk, tapi juga pewarnaan. Contohnya, seperti saat membuat hotdog. Saya juga harus memperhatikan warna tomat yang saya buat biar kelihatan segar dan berair. Detailnya harus muncul. Tapi bukan berarti harus mengutamakan penampilan saja.

Pada dasarnya ini, kan, cake. Selain enak dilihat, juga harus enak dimakan. Satu lagi, harus aman untuk kesehatan. Cake produksi kami tidak dibuat dengan bahan pengawet. Pewarna pun saya beli dari luar negeri yang memang sudah dijamin keamanannya untuk dikonsumsi. Selain itu, cake kami dibuat dari resep tradisional yang sudah jadi keahlian Mami.

Oh ya, apa rencana ke depan?

Untuk jangka panjang, sih, ingin punya tempat yang real untuk display kue kreasi saya. Karena selama ini, saya hanya memajang di website  www.cakeetcetera.com. Tapi rasanya agak susah, ya. Karena cake ini, kan, dibuat dengan model yang personal. Padahal orang-orang datang ke toko kue, maunya langsung ambil dan beli.

Bisa juga, sih, yang dipajang model-model yang umum. Makanya perlu pemikiran panjang. Dan yang pasti ada produk cake lain yang jadi pendampingnya. Jadi pembeli bisa langsung membawa pulang barangnya.

Selain membuat kue ulang tahun, pernikahan, dan perayaan tertentu, sering terima pesanan dalam jumlah banyak dari berbagai perusahaan?

Kadang-kadang saya terima pesanan cupcake sampai 100-200 buah. Tapi saya lebih banyak melayani pesanan untuk acara-cara tertentu.

Oh ya, kapan tepatnya pulang ke Indonesia?

Tahun 2009. Saat itu saya merintis usaha benar-benar dari nol. Untuk beli bahan kue saja saya belum tahu. Bahkan belum ada asisten. Semua saya kerjakan sendiri. Sekarang saya sudah dibantu tiga asisten. Mereka mengerjakan yang simple, sementara saya khusus mengerjakan detail.