Kini, "Anggota kami semakin lama semakin bertambah. Terlebih setelah apa yang kami lakukan ini dianggap menarik oleh seorang wartawan yang kemudian membuat tulisan mengenai kegiatan ini. Ketika diliput pula, Pak Rohim lah yang menamakan komunitas ini Saber, Sapu Bersih Ranjau," jelas Siswanto yang kini menjabat Ketua Komunitas Relawan Saber.
Berbekal uang pribadi dan kreativitas, beragam bentuk alat pembersih ranjau mulai tercipta. Semakin banyak anggota, semakin banyak pula ranjau paku yang berhasil diamankan. "Secara tidak langsung hal itu membuat gerah para penebar ranjau paku. Bahkan beberapa kali saya diancam dibunuh. Pernah ada motor dengan kecepatan tinggi seakan ingin menabrak saya. Karena menghindar, saya selamat," tutur Rohim.
Apa yang dialami Rohim tak membuat para relawan ini mundur. "Justru kami semakin termotivasi untuk makin giat dan waspada akan ancaman-ancaman seperti itu. Beruntung kami dapat dukungan dari Walikota Jakarta Barat dan Kapolda Metro Jaya sehingga kami jadi semakin berani," ucapnya.
Pada 11 Januari lalu, "Kami diangkat Kapolda Metro Jaya sebagai Polmas (Polisi Masyarakat. Red.). Apa yang kami lakukan selama ini dianggap beliau telah membantu polisi dalam membersihkan ranjau paku. Sungguh, kami tidak mengharapkan hal ini. Tanpa penghargaan seperti ini pun kami akan tetap melakukan kegiatan ini," tegas Siswanto.
Selain apresiasi dari lembaga dan pejabat, "Banyak pengguna jalan yang menyampaikan simpati langsung kepada kami. Ketika mendapat apresiasi dari masyarakat, saya sampai ingin menangis. Bangga!" aku Siswanto yang sehari-harinya bekerja sebagai pemborong proyek.
Setiap melakukan aksinya, "Terkadang ada pengendara yang berhenti dan memberi kami uang, minum atau makanan. Padahal, sekali lagi kami tak pernah minta. Kami sangat berterima kasih dengan semua apresiasi yang diberikan kepada kami."
Pelan tapi pasti, Rohim dan Siswanto yakin komunitasnya dapat terus meningkatkan kinerjanya. "Anggota Saber kini berjumlah 16 orang yang berasal dari beragam wilayah di Jakarta, bahkan ada anggota yang tinggalnya di Karawaci, Tangerang. Dengan bantuan masyarakat juga, kami berharap Komunitas ini makin besar dan ada di seluruh wilayah Jakarta. Sehingga mampu membantu aparat dan memberikan rasa aman dan nyaman pada seluruh pengguna jalan raya," tutup Rohim.
Edwin Yusman F