"H. Sugeng dan Heri beserta keluarganya dari Cirebon melihat-lihat dan menguji coba Kiat Esemka. Mereka tertarik untuk segera memilikinya. (Foto: Rini Sulistyati) "
Mobil Kiat Esemka memang belum diproduksi secara masal, lantaran selama ini dirakit sebatas untuk pembelajaran siswa SMK. Ditambah lagi belum mengantongi sertifikat uji emisi di BPPT, sehingga belum bisa on the road. Berhubung Jokowi memesan khusus mobil itu sejak enam bulan lalu kemudian dipamerkan ke khalayak, maka demam Kiat Esemka pun merebak dan menjadi isu nasional. Jokowi mendadak mendapat dukungan moril dari masyarakat dengan ikut memesan mobil karya anak bangsa itu.
"Pesannya jangan sama saya, lho," tegas Jokowi ketika ada warga yang tiba-tiba bertanya kepada dirinya.
Menurut Direktor Pelayanan dan Pengembangan STP, Gampang Sarwono, berhubung antusiasme masyarakat begitu besar, ada rencana pengembangan bisnis mobil Esemka. Pertemuan yang membahas semua itu sudah dilakukan antara Walikota Jokowi dengan STP, Deputy Menko, stake holder terkait, dan SMK se-Surakarta. Juga dengan sejumlah ahli yang sudah membantu perakitan. Dalam hal ini Kiat Motor milik Sukiyat. Koordinator terakhir STP.
"Rencananya juga akan bekerjasama dengan SMK se-Surakarta bahkan seluruh Indonesia. Perakitannya di SoloTechno Park lalu dikembangkan ke SMK. Misalnya, SMKN 2 bikin mesin, SMKN 5 dan SMK Warga bikin komponen lainnya. Nah, SMK ini bisa bekerjasama dengan usaha menengah kecil (UMK) untuk memproduksinya. Tujuannya, selain untuk pembelajaran juga untuk pengembangan UMK seluruh Indonesia. Tapi kesepakatan konkritnya belum ada," terang Gampang.
Perakitan mobil Esemka, lanjut Gampang, berangkat dari pembelajaran cara membuat mobil. "Setelah nya, kok, antusiasme masyarakat luar biasa. Jadi sebenarnya ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan kita. Mudah-mudahan kami bisa mewujudkan semua itu."
Nah, berhubung Kiat Esemka belum diproduksi massal, maka lanjut Gampang, "Bagi yang ingin memesan, mulai sekarang boleh mencatatkan nama dan alamatnya ke STP. Tapi ini pemesanan sementara, ya, belum inden. Yang berminat bisa datang atau menghubungi nomor telepon (0271) 666628." Berminat?
Rini Sulistyati/ bersambung