Ternyata dugaanku benar, dengan berat hati dr. Iskandar menyatakan, benjolan yang ada di bagian paling berhargaku adalah kanker yang sudah masuk stadium 2B. Dokter lalu menyarankan untuk segera dilakukan operasi pengangkatan payudara sebelum sel kanker makin meluas. Mendengar ucapan dokter, dunia terasa mau runtuh.
Dengan berurai air mata, rasa antara percaya dan tidak, berkecamuk dalam dadaku. Yang membuat hati ini terasa makin pedih, saat itu bertepatan dengan akan dilangsungkannya pernikahanku dengan Mas Miftakhul Arifin (Miming), yang akan digelar sekitar 6 bulan lagi dari hari itu.
Sementara itu, payudara bagi seorang wanita ibarat mahkota. Bagaimana jadinya bila diangkat? Itu artinya aku akan menjadi wanita yang tak utuh lagi. Aku lalu berpikir, maukah Mas Miming dan keluarganya menerimaku? Jika tidak, bagaimana? Seribu pertanyaan berkecamuk di kepalaku.