Setiba di rumah Kusnan diberondong cerita para tetangga yang mengabarkan, sekitar pukul 02.30 dini hari ada sopir yang mengendarai Suzuki Carry ditembak polisi di Sepande Beringin. Lokasi ini tak jauh dari rumah Sholihin. "Saya tidak berpikir adik saya yang ditembak, karena dia bukan penjahat," kata Kusnan.
Lelah mencari Sholihin ke sana ke mari namun tanpa hasil, akhirnya Kusnan membuat laporan kehilangan orang ke Polres Sidoarjo. Tak lama, sekitar pukul 07.30 Kasat Reskrim Polres Sidoarjo AKP Ernesto Saiser menghubungi Kusnan dan memintanya datang kembali ke Polres Sidoarjo. Pertemuan dengan AKP Ernesto membuat kaget Kusnan. Pasalnya, ia mendapat kabar Sholihin sudah tak bernyawa.
Dalam pertemuan itu, kata Kusnan, AKP Ernesto menunjukkan dua foto dari ponselnya. Foto pertama, anggota polisi yang terluka karena ditabrak Sholihin. Foto kedua, tampak Sholihin sudah terbujur kaku di kamar jenazah RS Bhayangkara Polda Jatim. "Saya tegaskan lagi, benar adik saya sudah mati? Pak Ernesto lalu menjelaskan kejadiannya. Sholihin ditembak karena melawan pakai clurit saat mau ditangkap setelah menabrak lari seorang petugas. Saya paham informasi itu. Tapi hati kecil saya bertanya, apa mungkin adik saya bawa senjata tajam? Soalnya setiap masuk PT Ecco, petugasnya selalu melakukan sterilisasi," papar Kusnan.
Dengan perasaan sedih dan penuh tanda tanya, Kusnan mengabarkan berita duka ini ke keluarganya termasuk Maisyaroh. Kabar ini pun seketika menjadi perbincangan warga. Sejumlah warga yang tahu kejadian persisnya kemudian buka suara. Menurut mereka, tak melihat adanya perlawanan yang dilakukan Sholihin dengan clurit.
Kabar ini pun kemudian meluas hingga mendapatkan simpati kelompok masyarakat yang cukup berpengaruh kemudian mendesak Polda Jawa Timur untuk melakukan investigasi ulang atas kasus ini. Hasil investigasi mengungkapkan, tewasnya Sholihin berawal dari terserempetnya sepeda motor Briptu Widianto oleh mobil Sholihin di dekat Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Saat itu Widianto bersama empat rekannya tengah berpatroli tertutup di sekitar stadion.
Melihat rekannya terjatuh, Briptu ER spontan mengejar mobil Sholihin yang tetap melaju kencang. Menurut keterangan polisi, Briptu ER sempat memberi tembakan peringatan agar Sholihin berhenti, namun tak dihiraukan. Saat mobil Sholihin sampai di tikungan, Briptu ER memepetnya dan menembak ban belakangnya.
Tak hanya itu, Briptu ER pun diduga telah menembak Sholihin dari arah samping. Tembakannya diduga mengenai lengan korban dan menembus paru-paru Sholihin. Beberapa saksi warga mengatakan, sebelum ditembak Sholihin tak terlihat mengacungkan clurit seperti yang dikatakan pihak polisi sebelumnya.
Amir Tejo / bersambung